Rabu, 05 December 2018 14:13 UTC
Sumber: BaFFEL
JATIMNET.COM, Jember – Ratusan warga Desa Pace, Jember bereaksi keras terhadap kedatangan tiga warga negara asing (WNA), yang diduga merupakan investor tambang emas.
Ketiganya datang dengan didampingi empat orang dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Timur yang langsung melakukan survei ke lokasi tambang emas Rabu 5 Desember 2018.
Ratusan warga yang menolak tambang tesebut menghadang rombongan investor dan staf ESDM Jatim yang menggunakan tiga kendaraan. Sebab warga mendapatkan informasi bahwa rombongan tersebut akan melakukan penambangan emas di Desa Pace, Kecamatan Silo, Jember yang ditolak oleh warga Jember.
“Kami menerima informasi dari tokoh masyarakat terkait dengan kedatangan warga yang diduga penambang emas. Warga yang semakin banyak berdatangan, dan menyebabkan Sabhara Polres Jember terjun ke lokasi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo.
Warga Desa Pace mengamankan rombongan investor dan staf Dinas ESDM Jatim itu karena mereka curiga kedatangan WNA tersebut terkait dengan penambangan emas yang ditolak warga. Bahkan tujuh orang tersebut sempat dibawa ke posko penolakan tambang emas yang didirikan warga setempat.
"Alhamdulillah kami bisa menenangkan warga dan menjelaskan terkait dengan tidak mudahnya melakukan proses penambangan. Kami juga mengevakuasi tujuh orang bersama tiga kendaraan menuju ke Mapolres Jember untuk dimintai keterangan," tuturnya.
Ia mengatakan hasil pemeriksaan sementara terhadap rombongan yang datang ke Desa Pace tersebut bertujuan untuk melakukan survei, apakah lokasi tersebut bisa dilakukan penambangan emas atau tidak.
“Melihat reaksi keras warga yang menolak tambang emas, maka mereka akan menyampaikan hal tersebut kepada masing-masing pimpinannya Kepala ESDM Jatim dan pihak investor juga bisa menilai untuk tidak melanjutkan kegiatan tersebut,” ujarnya.
Ia mengimbau warga agar tidak main hakim terhadap orang luar Desa Pace, Kecamatan Silo, untuk menciptakan suasana kembali kondusif.
Sementara staf Dinas ESDM Jatim Darminto mengaku kedatangannya untuk melakukan survei lokasi terkait dengan penambangan emas. Hal ini sesuai dengan izin usaha pertambangan (IUP), yang ada dan ia mengaku belum meminta izin terlebih ke perangkat desa.
“Rencananya kami akan melakukan survei di dua atau tiga titik saja, namun belum sempat survei dan melihat reaksi keras dari masyarakat yang menolak tambang, sehingga kami akan menyampaikan hal itu kepada pimpinan," tuturnya. (ant)