Jumat, 24 July 2020 09:40 UTC
WARGA DAN TOMAS. Warga dan tokoh NU Besuki mendatangi lokasi menolak pembangunan pesantren Gus Nur.
JATIMNET.COM, Situbondo - Warga dan tokoh masyarakat Besuki, menolak pembangunan pondok pesantren milik Sugi Nur Raharja yang kerap dipanggil Gus Nur, di Dusun Dam Guwe, Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Situbondo. Mereka mendatangi lokasi meminta segala aktivitas pembangunan pesantren dihentikan.
Penolakan ini dilakukan sehari setelah Sugi datang ke lokasi. Beberapa warga juga menurunkan banner yang terpasang di lokasi bertuliskan “Dinisi akan dibangun pondok pesantren Tahfidz Qur’an Karomah 13 Cabang Palu”.
“Tadi yang datang ke lokasi MWC NU, Ansor dan Banser NU Besuki serta Forkopimka dan tokoh masyarakat desa Blimbing. Intinya, kami resah adanya pembangunan pesantren Gus Nur ini dan meminta dihentikan,” kata Ketua BPD yang juga tokoh maysrakat Desa Blimbing, Salamet, Jum’at, 24 Juli 2020.
Menurut Slamet, penolakan dilakukan karena melihat sepak terjang Gus Nur yang selama ini kerapkali menghujat ulama-ulama. Selain itu, Sejauh ini belum pernah ada koordinasi dengan warga dan dan tokoh masyarakat setempat terkait rencana pembangunan pondok pesantren tersebut.
BACA JUGA: NU: Berdamai dengan Sugi Nur Tak Pengaruhi Proses Hukum
“Kita gak ada yang tahu tujuan dan maksud didirikan pesantren disini yang sebenarnya. Kami juga menyesalkan Pemerintah Desa (Pemdes) tidak berkoordinasi kalau Gus Nur beli tanah di tempat ini,” ujarnya.
Pernyataan senada diungkapkan Ketua MWC NU Besuki, Ust. Abd. Jala Al Kiromi. Menurutnya, warga NU dan santri di Besuki bereaksi menolak, karena Gus Nur selama ini dinilai selalu kontroversi dengan menghujat para masyaraikh dan ulama-ulama NU. Aksi penolakan dilakukan secara spontan karena panggilan hati nurani.
“Otomatis kita tolak pembangunan lembaga yang diatasnamakan Pesantren Tahfidz Qur’an. Disini pesantren banyak, lembaga tahfidzul Qur’an di Situbondo juga banyak. Sampai kapan pun kami tolak ,” ujarnya
Abd. Jalal mengaku bersyukur karena Forkopimka bergerak cepat, memfasilitasi adanya surat peryantaan untuk tidak melanjutkan rencana pembangunan pondok pesantren Gus Nur tersebut. “Mungkin Forkopimka berembuk dengan panitia pembanguan kemudian ada surat pernyataan dan disaksikan kita bersama-sama di lokasi.” ujarnya.
Pantau dilapangan, belum ada aktivitas pembangunan pesantren Gus Nur selain pemasangan banner. Di lokasi baru ada alat berat eskavator melakukan pemerataan tanah, namun juga dihentikan setelah ada reaksi penolakan
