Kamis, 26 September 2019 04:13 UTC
SIAPKAN ARMADA. Sejumlah mahasiswa Unitomo telah menyiapkan sejumlah kendaraan untuk mengikuti aksi massa di depan gedung DPRD Jatim, Kamis 26 September 2019. Foto: Khoirotul Lathifiyah.
JATIMNET.COM, Surabaya – Mahasiswa dari tiga perguruan tinggi di kawasan Sukolilo, Surabaya ikut melakukan aksi menuju gedung DPRD Jawa Timur, Kamis 26 September 2019.
Sejumlah mahasiswa berbagai kampus itu memakai almamter masing-masing. Ada pula yang memakai kaus hitam berpita merah. Mereka bergegas meninggalkan kampus sekitar pukuk 09.40 WIB.
Universitas dr Soetomo misalnya. Sebanyak 300 mahasiswa sudah berkumpul sejak pukul 08.00 WIB. Mereka memakai almamater berwarna biru tua dengan membawa bendera universitas, dengan mengusung tagline ‘bolos bersama’.
BACA JUGA: Izinkan Mahasiswa Demonstrasi, Rektor Unitomo: Yang Kalian Perjuangkan Kebenaran
“Hari ini lebih banyak, ada yang ikut lagi. Hari ini kami membawa dua pikap untuk orasi, yang lain naik motor,” kata Ketua BEM Unitomo Lucky Daniel saat dijumpai di kampusnya, Kamis 26 September 2019.
Dia mengaku hari kedua ini atas sepengetahuan Rektor Bachrul Amiq. Lucky menegaskan rektorat tetap mendukung, meski tidak melepas seperti kemarin. “Kami akan tetap tertib melaksanakan aksi,” katanya.
Padangan berbeda di Universitas 17 Agustus 1945. Hari ini banyak mahasiswa yang memilih kuliah. Hanya beberapa mahasiswa yang tergabung dalam organisasi eksternal yang berencana turun ke jalan.
BACA JUGA: Ratusan Mahasiswa Untag dan Unitomo Siapkan Aksi di Tengah Jadwal Kuliah
“Hari ini aksinya atas nama mahasiswa, buka kampus atau BEM seperti kemarin. Mahasiswa berhak memilih untuk unjuk rasa atau kuliah,” kata anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Untag Surabaya, Alex. Puluhan mahasiswa Untag memakai kaus hitam dengan pita merah melingkar di dahi.
Adapun Stikosa AWS melibatkan 150 mahasiswa berangkat unjuk rasa, memakai almamater berwarna krem. Ratusan mahasiswa yang mengendarai motor ini sudah memadati Jalan Semolowaru Surabaya dengan membawa bendera universitas.
“Kami (mahasiswa) menolak adanya RUU ngawur yang dibuat DPR dengan waktu singkat. Yang diinginkan mahasiswa bukan menunda tapi menolak,” kata salah satu mahasiswa Stikosa AWS Surabaya, Esti Widyana.