Logo

Tingkatkan Mutu Pendidikan Bahasa Jerman, IGBJI Dorong Penggunaan Media Digital 

Reporter:

Minggu, 08 March 2020 12:12 UTC

Tingkatkan Mutu Pendidikan Bahasa Jerman, IGBJI Dorong Penggunaan Media Digital 

TAMU. Katharina Held saat memberikan materi kepada 15 peserta seminar di Wisma Jerman, Minggu 8 Maret 2020. Foto: IST.

JATIMNET.COM, Surabaya – Ikatan Guru Bahasa Jerman Indonesia (IGBJI) Jawa Timur mendorong penggunaan media digital untuk meningkatkan mutu pendidikan. Beberapa di antaranya adalah Google classroom dan Kahoot yang bisa digunakan dalam pembelajaran.

Pembina IGBJI sekaligus pakar pendidikan bahasa Jerman, Irene Risakotta menjelaskan bahwa tenaga pendidik, guru maupun dosen, perlu mendapat wawasan penggunaan media digital. Harapannya pembelajaran tidak monoton dan mudah diterima pelajar maupun mahasiswa.

“Penggunaan game, video, atau alat peraga lain sangat penting dibandingkan dengan pemberian materi secara lisan,” kata Irene dalam keterangan resminya yang diterima Jatimnet.com, Surabaya, Minggu 8 Maret 2020.

Selama ini, lanjut Irene, belajar sejarah atau kebudayaan cenderung membosankan bila disampaikan secara lisan. Perlu ada media yang bisa menjadi penghubung agar materi tidak membosankan.

BACA JUGA: SMAN 15 Ajarkan Bahasa Jerman Melalui SFF

Penggunaan media digital ini memudahkan mengenali budaya negara-negara berbahasa Jerman, sebagai bahasa komunikasi dan formal. Negara-negara terebut biasa disebut DACHL yang meliputi Jerman, Austria, Swiss, dan Liechtenstein.

“Kami berharap murid-murid semakin mengenal budaya DACHL, kelak saat mereka melanjutkan pendidikan atau bekerja di empat negara tersebut sudah memiliki bekal,” Irene menambahkan.

Sementara itu, Ketua Umum IGBJI Jatim, Tri Harum Nugrowati menjelaskan kegiatan ini sudah dilaksanakan dua kali. Pertemuan pertama dilaksanakan di SMAN 15 Surabaya pada 16 Februari 2020 dan pertemuan kedua dilangsungkan di Wisma Jerman, Minggu 8 Maret 2020.

“Saat ini memasuki era digital, kami berharap guru dan dosen bahasa Jerman selalu update dengan perkembangan pendidikan dan budaya,” kata Nuke, sapaannya.

BACA JUGA: Siswa SD di Surabaya Mulai Diperkenalkan pada Bahasa Jerman

Dalam kegiatan ini diikuti 15 guru dan dosen bahasa Jerman dari berbagai daerah yang meliputi, Surabaya, Sidoarjo, dan Tuban. Kegiatan ini, lanjut Nuke, merupakan program berkelanjutan yang diselenggarakan di tiap-tiap kota.

Sementara itu, peserta Yeti Sofianah menyambut positif kegiatan ini. Menurutnya ilmu yang didapat dari kegiatan ini bisa melahirkan ide. “Kami bisa sharing dengan tenaga pendidik lain dari berbagai kota, bagaimana memberi materi yang tidak monoton,” ungkap guru SMAN 15 Surabaya itu.

Dalam kegiatan ini, salah satu native speaker asal Jerman, Katharina Held turut memberikan pemaparan.