Kamis, 11 June 2020 02:00 UTC
Koordinator Tim Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Kohar Hari Santoso
JATIMNET.COM, Surabaya - Koordinator Tim Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Kohar Hari Santoso mengingatkan masyarakat Surabaya Raya tidak terlalu euforia dengan berakhirnya pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Pasalnya, rate of transmission atau tingkat penularan virus SARS CoV-2 di Surabaya Raya masih cukup tinggi. Data yang dirilis Tim Gugus Tugas Jatim, tingkat penularan di Surabaya berada di poin 1,2. Artinya tingkat penambahan pasien positif yang terjangkit Covid-19 pada pekan depan kemungkinan besar akan berlanjut.
"Jadi jangan euforia. Tapi kita ini justru masuk era baru, dengan kebiasaan memakai masker, cuci tangan, jaga jarak, dan menjaga imunitas agar kalaupun tertular tidak mengalami sakit yang berat," ujar Kohar, Rabu 10 Juni 2020.
Kohar yang juga Dirut RSUD Saiful Anwar itu menyebutkan, penilaian terhadap tingkat penularan ini ada tiga indikator. Diantaranya, probabilitas atau kemungkinan virus itu menulari lagi, kotagius atau masa virus menulari, dan seberapa banyak yang tertulari dari virus tersebut.
BACA JUGA: Label Warna Baru, Surabaya Raya Tetap Merah
"Kalau orang makin banyak keliling itu kan bisa saja membawa virus, dan menularinya semakin banyak," tegasnya.
Untuk Kota Surabaya sendiri, tingkat penularan juga cukup tinggi, yakni pada posisi 1,1. Lebih besar dari rata-rata di Jawa Timur yang hanya 0,86. Artinya masalah Covid-19 di Jatim separuhnya berada di Surabaya dan sekitarnya.
Kota Surabaya hingga hari ini masih menjadi penyumbang terbesar dari jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 di Jatim. Seperti data per Rabu 10 Juni 2020 penambahan pasien terkonfirmasi terjangkit virus SARS CoV-2 dari Surabaya mencapai 188 orang.
Begitu juga tambahan kasus meninggal terbanyak di Jatim juga Surabaya. Per hari ini ada enam orang penderita covid-19 dari Kota Surabaya meninggal dunia.
