Logo

Temuan Mikroplastik dalam Biota Laut, Diduga dari Sampah Plastik Sungai

Hasil Temuan Ecoton dan Mahasiswa
Reporter:,Editor:

Rabu, 06 January 2021 00:00 UTC

Temuan Mikroplastik dalam Biota Laut, Diduga dari Sampah Plastik Sungai

Kampanye bahaya sampah plastik. Dok: Ecoton

JATIMNET.COM, Surabaya – Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah atau Ecological Observation and Wetland Conservation (Ecoton) bersama komunitas mahasiswa di Malang, Surabaya, Lamongan, dan Gresik menemukan sejumlah kandungan serpihan plastik yang tertelan di dalam tubuh biota laut di pesisir utara Jawa. Mikroplastik itu ditemukan di dalam ikan, udang, dan kerang. 

Temuan mikroplastik berukuran kurang dari 5 milimeter hingga 0,3 milimeter itu diduga terbawa dari sungai Brantas, Bengawan Solo, dan Kali Surabaya.

"Temuan mikroplastik dalam ekosistem perairan dan biota didorong oleh banyaknya sampah plastik yang masuk ke dalam perairan," ujar Manager Kampanye, Tonis Afrianto dalam siaran pers tertulis, Rabu, 6 Januari 2021. 

BACA JUGA: Kandungan Mikroplastik di Pesisir Surabaya Mengkhawatirkan

Tonis menduga serpihan plastik yang mencemari sungai dan pesisir laut ini karena buruknya sistem pengelolaan sampah. Data World Economic Forum 2020 menyebutkan di Indonesia hanya 39 persen masyarakat yang mendapatkan layanan pengumpulan sampah. Sedangkan 61 persen membuang sampah di sembarang tempat. 

Tidak hanya itu, pengelolaan sampah oleh pemerintah kabupaten dan kota di Indonesia juga masih dinilai buruk. Hanya 30 persen sampah domestik yang terkelola dengan baik dan 70 persen terbengkalai. 

Sampah yang dihasilkan masyarakat sebagian besar masih dibakar secara terbuka 47 persen dan 23 persen dibuang sembarangan seperti dibuang di perairan, dipendam, dan di permukaan tanah. 

BACA JUGA: Begini Saran Ecoton soal Penanganan Sampah Plastik

Padahal, kata Tonis, kandungan plastik ini mengandung zat berbahaya. Apabila tertelan tubuh dapat menganggu terutama sistem endokrin, yaitu serangkaian kelenjar yang memproduksi dan mengeluarkan hormon, serta mengontrol fungsi pernapasan, reproduksi, persepsi sensorik, pertumbuhan, pergerakan, dan perkembangan seksual. 

Karenanya, Tonis mengajak, masyarakat untuk mengubah perilaku dengan tidak membuang sampah di sepanjang aliran sungai. "Juga harus ada regulasi pelarangan penggunaan plastik sekali pakai di kota-kota/kabupaten yang dilewati sungai Brantas dan Bengawan Solo," ujarnya. 

Pihaknya juga mendorong industri yang memproduksi kemasan sachet plastik pada setiap produknya agar menyediakan kontainer sampah di sejumlah titik di setiap aliran sungai. "Sudah saatnya 2021 stop makan plastik," katanya.