Kamis, 22 November 2018 00:56 UTC
Ilustrasi
JATIMNET.COM, Surabaya - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, Wiwik Widayati mengatakan Pemerintah Kota Surabaya akan membangun destinasi wisata kota bersejarah. Salah satu destinasi kota wisata bersejarah itu adalah wilayah Kota Lama Surabaya.
Wiwik mengatakan upaya yang dilakukan saat ini adalah melakukan pengecatan pada bangunan-bangunan yang berada di wilayah Kota Tua Surabaya. "Sedangkan untuk tahun mendatang akan dilanjutkan dengan penataan pedestrian, saluran air, pembenahan taman, mengalokasikan jalur agar tidak menganggu lalu lintas," kata Wiwik disela acara pameran foto dengan tema Napak Tilas Surabaya dan bedah buku Pasak Sejarah Indonesia Kekinian, 21 November 2018 di V-Junction Lantai 3, Ciputra World Surabaya.
Menurut Wiwik, dengan konsep destinasi wisata kota bersejarah, masyarakat dapat secara langsung belajar sejarah Surabaya serta dapat juga digunakan sebagai peluang usaha dan tempat kumpul anak-anak muda Surabaya.
Kegiatan pameran foto dengan tema Napak Tilas Surabaya dan bedah buku Pasak Sejarah Indonesia Kekinian itu digelar dalam rangka memeriahkan serta mengenang jasa para pahlawan pada peristiwa 10 November 1945 silam. Dalam kegiatan bedah buku, penulis buku Pasak Sejarah Indonesia Kekinian Johan Silas ingin membangkitkan kesadaran generasi muda tentang pentingnya sejarah.
"Sejarah itu penting, karena dengan membaca sejarah, kita bisa menentukan arah tujuan hidup dan tahu dengan jelas posisi kita di mana," kata Johan usai acara bedah buku.
Johan mengatakan generasi muda saat ini masih tertarik pada sejarah, akan tetapi tidak mendalami secara benar mengenai hal-hal kecil dari sejarah Surabaya. Seperti halnya potret bangunan yang digunakan sekutu belanda pada 10 November 1945.
Hal tersebut dikarenakan masih kurangnya buku sejarah Surabaya yang ditulis dengan jelas dan benar. Oleh karena itu, Johan Silas menulis buku dengan konsep yang sederhana dan jelas, agar generasi muda mampu memahami sejarah dengan benar.
Selain itu, dalam buku terdapat dokumentasi lokasi-lokasi penting ketika terjadi tragedi 10 November 1945, seperti tugu pahlwan, markas yang digunakan sekutu belanda, dan masih banyak lagi. "Saya menulis dengan singkat agar generasi muda atau pembaca tidak anti terlebih dahulu ketika melihat bukunya," tambahnya