Logo

SIB-SAE, Gerakan SMAN 1 Sumber Probolinggo Cegah Nikah Dini

Reporter:,Editor:

Rabu, 13 October 2021 05:00 UTC

SIB-SAE, Gerakan SMAN 1 Sumber Probolinggo Cegah Nikah Dini

SEMINAR. Seminar tentang dampak pernikahan dini digelar di SMAN 1 Sumber, Kab. Probolinggo, Rabu, 13 Oktober 2021. Foto: Dok. SMAN 1 Sumber

JATIMNET.COM, Probolinggo – Angka pernikahan dini di Indonesia cukup besar dan berdasarkan Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Universitas Indonesia di tahun 2015 jumlah pernikahan dini di Indonesia menduduki peringkat kedua teratas di Asia Tenggara.

Pernikahan dini tidak hanya berpengaruh pada bidang kesehatan namun juga pendidikan. Pernikahan dini yang dilakukan pada usia anak atau di bawah 18 tahun bisa berdampak pada karir pendidikan anak. Hal ini yang memicu kalangan insan pendidik untuk memberikan pencerahan pada pelajar dan masyarakat untuk mencegah pernikahan dini demi menjaga pendidikan generasi muda. 

Semangat itulah yang menjadi landasan SMAN 1 Sumber Kabupaten Probolinggo mengadakan seminar problematika pernikahan dini di aula SMAN setempat, Rabu, 13 Oktober 2021.

 

Peserta seminar tersebut adalah perwakilan wali murid yang berada di aula dan para siswa mengikuti secara bersama-sama dari kelas masing-masing secara daring. Seminar dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan termasuk mengenakan masker dan jaga jarak antar peserta. 

 

BACA JUGA: Angka Pernikahan Anak Cukup Tinggi, Gubernur Jatim Keluarkan Surat Edaran

 

Kepala SMAN 1 Sumber, Daris Wibisono, menyampaikan seminar tersebut akan menjadi pencerahan bagi peserta didik dan wali murid untuk memiliki cara pandang lebih bijak dalam memaknai pernikahan dini. Dalam program edukasi ini, SMAN 1 Sumber meluncurkan gerakan Selamatkan Ibu dan Bayi (SIB) Selamatkan Angka Edukasi (SAE).


“SIB-SAE adalah visi besar penyelamatan masa depan bangsa khususnya Kecamatan Sumber untuk menjadi lebih baik,” kata Daris yang pernah menerima penghargaan sebagai Kepala Sekolah Menginspirasi Nasional Kemdikbud 2019 ini.

 

Pemateri yang hadir secara virtual dalam seminar tersebut berasal dari kalangan akademisi dan birokrat antara lain Agustina Dewi Setyari dari Pusat Studi Gender Universitas Jember (Unej), Sutilah dari Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, dan Dukiyah dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Probolinggo.  

SIB-SAE. Peluncuran gerakan Selamatkan Ibu dan Bayi (SIB) Selamatkan Angka Edukasi (SAE) di SMAN 1 Sumber, Kab. Probolinggo, Rabu, 13 Oktober 2021. Foto: Dok. SMAN 1 Sumber

Wakil Kepala SMAN 1 Sumber Bidang Humas, Muhammad Farid, mengatakan kegiatan seminar perdana di sekolahnya ini diikuti dengan peluncuran inovasi kepala sekolah dengan nama gerakan SIB-SAE.

 

BACA JUGA: Pernikahan Dini Salah Satu Penyebab Stunting

 

“Permasalahan pernikahan dini memang menjadi permasalahan bersama yang harus dituntaskan. Peran sekolah, keluarga, dan masyarakat yang sinergis menjadi kunci suksesnya upaya pencegahan nikah dini,”  kata Farid.

 

Beberapa peserta seminar tampak antusias bertanya mengenai masalah dan dampak pernikahan dini pada para pemateri. Setelah seminar selesai dilanjutkan peluncuran inovasi gerakan SIB-SAE secara simbolis oleh Kepala SMAN 1 Sumber didampingi Dewan Guru.