Logo

Sebanyak 44 Persen Jemaah Haji Berisiko Tinggi Kesehatannya

Reporter:

Rabu, 24 April 2019 11:58 UTC

Sebanyak 44 Persen Jemaah Haji Berisiko Tinggi Kesehatannya

KESEHATAN BERMASALAH. Kemenag menyatakan jemaah haji tahun ini bereisiko tinggi setelah dilakukan pemeriksaan. Foto: Dok.

JATIMNET.COM, Jakarta – Lebih dari 44 persen jemaah haji Indonesia yang akan diberangkatkan tahun ini masuk dalam golongan risiko tinggi berdasarkan hasil pemeriksaan tahap I.

“Berdasarkan penetapan istithaah, 186,318 atau sebanyak 87,60 persen jemaah telah ditetapkan status istithaahnya,” kata Kepala Bidang Pendayagunaan Sumber Daya dan Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, dr Indro Murwoko, Rabu 24 April 2019.

Dalam Pembekalan Terintegrasi Petugas Haji Arab Saudi Tahun 1440H/2019 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, dia mengatakan berdasarkan penetapan status risiko tinggi terdapat 94,403 (44,39 persen) jemaah risiko tinggi.

Pada pemeriksaan tahap I tercatat 95.284 jemaah tidak berisiko tinggi dan sisanya 22.994 belum melakukan pemeriksaan kesehatan.

BACA JUGA: Kemenag Lobi Perluasan Layanan Fast TrackJemaah Haji

Pihaknya kemudian melakukan pemeriksaan kesehatan tahap kedua yang diikuti 186.318 dan mendapatkan status pemeriksaan yakni sebanyak 106.869 memenuhi syarat istithaah kesehatan haji, 78.049 memenuhi syarat istithaah dengan pendampingan, 311 tidak memenuhi syarat istithaah kesehatan haji, 1.089 tidak memenuhi syarat istithaah kesehatan haji untuk sementara waktu.

Sementara yang belum periksa sebanyak 23.778 dan 2.585 tidak melakukan pemeriksaan kesehatan tahap 2.

Jemaah haji Indonesia berhak lunas atau dengan rencana keberangkatan tahun 2019 beserta cadangan tercatat sebanyak 212.681 orang berdasarkan data Jemaah Berhak Lunas tahap 1 Siskohatkes 2 April 2019.

Sementara dari sisi usia, sebanyak 75.630 jemaah berusia 51-60 tahun, 47.201 jemaah berusia 61-70 tahun, 7.171 jemaah berusia 71-74 tahun, dan jemaah 5.283 berusia lebih dari 75 tahun.

BACA JUGA: Arab Saudi Tertarik Bis Karoseri Indonesia untuk Transportasi Haji

Kemudian sebanyak 54.550 jemaah berusia 41-50 tahun, 17.954 jemaah berusia 31-40 tahun, 4.113 jemaah berusia 21-30 tahun, dan 512 jemaah berusia sampai dengan 20 tahun.

Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya menerapkan strategi penyelenggaraan kesehatan haji yang baku.

“Jadi akan dilakukan penguatan koordinasi, monitoring dan evaluasi, kemudian penguatan komitmen politik, penguatan dukungan ulama dan masyarakat, dan Siskohatkes terintegrasi dengan Siskohat Kemenag,” katanya.

BACA JUGA: Jemaah Umrah Indonesia Terbanyak Kedua setelah Pakistan

Indro menambahkan, karena tingginya jumlah jemaah haji risiko tinggi maka petugas PPIH harus mengenali kondisi kesehatan jamaah dan pondokan.

“Perkuat promotif, preventif, dan visitasi jemaah, kemudan petugas juga ditekankan membangun jejaring komunikasi dan selalu terlibat dalam kegiatan pembinaan di masa tunggu,” katanya.

Tahun ini khusus Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) berjumlah 507 orang dokter dan 1.014 orang perawat. Mereka memiliki tugas utama untuk melakukan rawat jalan kloter, rujukan (KKHI-RSAS), visitasi kloter, pengawasan makanan, dan pencatatan pelaporan.

TKHI terdiri atas satu orang dokter dan dua orang perawat di setiap kloter. (ant)