Jumat, 11 March 2022 13:00 UTC
Sejumlah aparat keamanan menjaga sejumlah titik di Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi, untuk mencegah bentrok ulang antara dua kubu perguruan silat, Jumat 11 Maret 2022. Foto : Ahmad Suudi / Jatimnet.com
JATIMNET.COM, Banyuwangi - Seorang pria meninggal dunia pasca bentrokan antara dua kubu perguruan silat di Dusun Sidomukti, Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis 10 Maret 2022. Atas kejadian dini hari itu, warga sekitar merasa trauma dan ingin bentrokan tak terjadi lagi.
Ketua RT setempat, Purnadi mengatakan, pihaknya warga tidak mengetahui duduk perkara yang menyebabkan kedua kelompok bentrok. Maka kejadian tersebut mengagetkan masyarakat kampung tempat bentrokan terjadi.
"Sebab kita, warga, sebenarnya tidak tahu-menahu masalah dari kedua belah pihak. Kita hanya kena imbas, masalahnya apa kita juga tidak tahu," kata Purnadi di Dusun Sidomukti, Jumat 11 Maret 2022.
Dia mengaku tak melihat sendiri bagaimana bentrokan itu berlangsung, karena sedang berlindung. Banyak warga lain juga merasa takut atas gangguan keamanan tersebut.
Baca Juga: Imbas Bentrok Perguruan Silat, Puluhan Pesilat Jember Hendak Ikut Ricuh ke Banyuwangi
Bentrokan dikatakannya terjadi dua kali di kampungnya, Rabu 10 Maret 2022, dan sekali pada Kamis dini hari. Kondisi yang telah tenang di kampungnya, dia harapkan terus berlanjut. "Yang paling dirasakan itu korban trauma, (jangan terjadi lagi) ya harapannya seperti itu," ucap Purnadi lagi.
Personil TNI-Polri telah berjaga di sejumlah titik di desa tersebut, untuk mencegah bentrok ulang antara kelompok perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Pagar Nusa (PN) tersebut. Forum Komunukasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Banyuwangi juga telah bertemu pimpinan kedua kelompok dan sepakat menyerahkan penyelesaian konflik pada kepolisian.
"Semua telah sepakat untuk melakukan konsolidasi ke dalam dan mendinginkan suasana. Kedua pihak juga sepakat menyerahkan proses hukum pada kepolisian," Wakapolresta Banyuwangi AKBP Didiek Harianto, Kamis.
