Rabu, 03 April 2019 01:07 UTC
GOOGLE CEMETARY. "Pemakaman" bagi aplikasi Google yang gagal.
JATIMNET.COM, Surabaya - Google+ akhirnya resmi tinggal sejarah. Media sosial milik Google itu akhirnya dimatikan untuk selamanya pada Selasa 2 April 2019.
Diluncurkan pada Juni 2011 lalu, Google+ awalnya ditujukan untuk menyaingi Facebook dan Twitter. Namun akhirnya Google+ gagal membuat pengguna terkesan, terutama user Facebook.
Tak banyak berbeda dengan Facebook, Google+ punya fitur yang memungkinkan user-nya untuk memposting foto dan update status.
Namun, Google juga menggambarkannya sebagai "lapisan sosial" yang dirancang untuk bekerja di semua layanannya. Fitur utamanya termasuk kemampuan untuk mengurutkan teman ke "Lingkaran" dan membuat panggilan video grup dengan "Hangouts".
BACA JUGA: Google Hadirkan Game Lawas Snake
Namun segera saja para penggunanya mengeluhkan promosi Google+ yang tidak menemukan daftar orang yang dikenal "Lingkaran". Selain itu, tidak jelas juga apa manfaat fitur ini.
Google+ juga melarang penggunaan nama alias serta menghapus akun bisnis. Pada akhirnya, Google+ mengizinkan penggunaan akun bisnis di fitur mereka.
Sejak 2011 sejumlah pengamat menyatakan riwayat Google+ langsung tamat meski baru diluncurkan. "Google+ ditakdirkan untuk gagal sejak hari pertama," kata Matt Navarra, seorang konsultan media sosial.
BACA JUGA: Rangking HRC Turun, Google Hapus Aplikasi Living Hope Ministries
"Masalah dengan antarmuka pengguna yang sulit diubah dan berubah membuatnya kalah dari Facebook. Pengguna tidak bisa leluasa dengan Google+ serta isu soal ketidaksepakatan internal tentang bagaimana Google+ akan dimanfaatkan telah mempengaruhi platform," katanya.
Meski diprediksi gagal sejak 2011, toh Google baru 'membunuh' Google + pada 2019 setelah sejumlah skandal pembobolan data privasi penggunanya di tahun 2018. Google mengakui ada 52 juta data akun Google+ yang diakses oleh pihak ketiga.
Google+ kini dimasukkan dalam daftar Google Cemetery. Ini adalah semacam makam bagi aplikasi Google yang gagal.