Selasa, 30 October 2018 06:17 UTC
Produksi ikan tangkap di Kulon Progo tidak tercapai lantaran terganggu ombak yang tinggi. FOTO: DOK
JATIMNET.COM, Kulon Progo – Realisasi produksi ikan tangkap di Kulon Progo, DI Yogyakarta hanya tercapai 983,382 ton atau 40,49 persen dari target 2.424 ton. Seretnya produksi ikan tangkap di Kulon Progo ini disebabkan siklus tahunan yang terjadi di kota tersebut.
"Produksi perikanan tangkap sepanjang Januari-September ini memang rendah, dan akan meningkat bulan Oktober sampai Desember nanti,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kulon Progo Sudarna, Antara, Selasa 30 Oktober 2018.
Ia mengatakan produksi perikanan tangkap triwulan pertama sebanyak 448,703 ton atau 74,07 persen dari target 605,750 ton, triwulan kedua 253,761 ton atau 69,82 persen dari target 363,450 ton, dan triwulan ketiga 280,918 ton atau 115,94 persen dari target 242,300 ton.
"Produksi paling rendah terjadi di triwulan kedua atau pda bulan April sampai Juni karena gelombangnya tinggi dan tidak ada musim migrasi ikan," katanya.
Sejalan dengan itu, DKP Kulon Progo memberikan bantuan sarana dan prasana alat tangkap berupa perahu dan mesin motor tempel hingga jaring kepada nelayan di wilayah itu dalam rangka meningkatkan hasil tangkapan ikan.
Tahun ini DKP sudah memberikan bantuan sarana dan prasaran alat tangkap kepada empat kelomlok usaha bersama (KUB), yakni KUB Ngudi Mulyo Temon, KUB Dadi Mulyo Temon, KUB Manunggal Bahari Karangwuni, dan KUB Ngudi Rejeki.
"Bantuan yang kami berikan berupa perahu, mesin perahu motor tempel (PMT), jaring berbagai ukuran, dan pengadaan baju pelampung. Kami minta nelayan memgoptimalkan bantuan untuk mendapatkan hasil tangkapan maksimal," harap Sudarna.
DKP Kulon Progo juga memberi pembakalan kepada nelayan dengan berbagai pelatihan membuat jaring, navigasi, dan keterampilan memperbaiki mesin PMT, agar ilmu mereka dan keterampilan bisa dimanfaatkan.
Sementara itu, salah satu nelayan Pantai Trisik Dwi Surya mengatakan hasil tangkapan ikan mulai meningkat sejak akhir Agustus. Namun dia menyebut puncak dari tangkapan ikan akan terjadi di bulan November hingga Desember.
"Musim ikan biasanya terjadi pada September sampai Desember. Hasil tangkapan sekali melaut cukup untuk membeli bahan bakar, bahkan saat beruntung bisa mendapat Rp10 juta," katanya.