Logo

Rangkul Petani Kopi Rakyat, Ekspor Perkebunan Malangsari Naik

Reporter:,Editor:

Sabtu, 14 December 2019 04:08 UTC

Rangkul Petani Kopi Rakyat, Ekspor Perkebunan Malangsari Naik

BERAGAM. Beragam varian kopi yang disajikan Omah Kopi di tengah perkebunan kopi Desa Telemung. Foto: Ahmad Suudi.(DOK)

JATIMNET.COM, Banyuwangi - Ekspor hasil kebun kopi saat ini banyak yang mengeluh turun. Berbeda dengan hasil kopi Perkebunan Malangsari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi justru meningkat.

Faktornya, meningkatkan produktivitas kebun sendiri dan merangkul petani kopi yang dihasilkan dari rakyat. Caranya, dengan melakukan melakukan pendampingan terhadap petani kopi, agar menghasilkan kopi dengan kualitas sama.

Manajer Kebun PTPN XII Malangsari Sanuri menjelaskan, pihaknya telah mendampingi petani sejak tahun 2015 dan mengambil hasil kebun mereka dengan harga Rp 5.200 hingga Rp 5.500 per kilogram cherry bean. Kini kebun kopi rakyat kualitas hasilnya sama dengan yang dihasilkan Malangsari, bisa menambah volume panen dan ekspor.

"Terkadang petani belum waktunya tanam, mereka tanam, belum waktunya kasih pupuk, kasih pupuk, belum waktunya mangkas, dipangkas, belum waktunya diremajakan, diremajakan kembali. Kami dampingi agar bisa mempraktikkan cara tanam yang baik, akhirnya membuahkan hasil kualitas kopi yang sama," kata Sanuri, setelah pelepasan ekspor kopi Malangsari green bean di kebun mereka, Jumat, 13 Desember 2019.

BACA JUGA: Geliat Petani Kopi Telemung Menaikkan Nilai Jual Kopinya 

Dengan luas 2.600 hektare lahan perkebunan, 46 hektare tertanami karet dan sisanya kopi robusta. Pihak PTPN telah mendampingi 635 orang petani sekitar yang mengolah 1.400 hektare lahan kopi dengan memproduksi 3.675 ton.

Dari panen petani sendiri didapati 400 ton kopi green bean yang ikut diekspor, sehingga Kebun Malangsari tahun ini mampu mengekspor total 1.304 ton green bean. Tahun  sebelumnya hasil yang di ekspor hanya mampu kurang dari seribu ton.

Peningkatan produksi itu terjadi saat produksi kopi perkebunan besar di Banyuwangi dilaporkan turun daripada tahun lalu. Dinas Pertanian (Disperta) Banyuwangi mencatat produksi kopi perkebunan besar di wilayahnya tahun lalu mencapai 4.200 ton dan tahun ini 3.990 ton.

Bekerjasama dengan petani kopi rakyat, kondisi lahan dan bibit yang digunakan mampu mendukung tingginya produksi kopi yang dihasilkan. Lahan perkebunan Malangsari berada di ketinggian lebih dari 700 meter di atas laut.

BACA JUGA: Mengenal Kopi Kayumas Situbondo yang Langganan Juara

"Keunggulan pertama tipe tipografi, tekstur tanah yang berada di ketinggian lebih dari 700 meter di atas laut, kedua dari bibit yang dianjurkan Puslitkoka (Pusat Penelitian Kopi dan Kako), kami bekerjasama dengan Puslitkoka Jember," kata Sanuri lagi.

Apresiasi atas prestasi itu juga disampaikan Direktur Utama PTPN XII Mohammad Cholidi. Dikatakannya tidak hanya secara kuantitas, kualitas kopi Robusta kebun Malangsari juga paling bagus dan diakui para penikmat kopi di Eropa.

"Malangsari produktivitasnya paling bagus, saya apresiasi karena sangat care terhadap kebunnya," tutur Cholidi.

Hari ini merupakan ekspor pertama tahun 2019 dengan memberangkatkan 45 ton Robusta dengan negara tujuan Italia. Akan diberangkat kemudian dengan negara tujuan Inggris, Belanda, Jerman, Jepang, dan Swiss. Hasil panen kopi Kebun Malangsari laku ekspor dalam bentuk green bean dengan harga 2 kali lipat daripada harga di pasar domestik.