Logo

Program Kota Bersih di Surabaya, Mulai Tata Lahan hingga Persampahan

Reporter:,Editor:

Rabu, 16 February 2022 00:20 UTC

Program Kota Bersih di Surabaya, Mulai Tata Lahan hingga Persampahan

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjadi pemateri dalam webinar nasional yang digelar oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, Selasa 15 Februari 2022. Foto: Diskominfo Kota Surabaya.

JATIMNET.COM, Surabaya - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjadi pemateri dalam webinar nasional yang digelar oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, Selasa 15 Februari 2022, dan diikuti oleh seluruh Bupati dan Wali Kota se-Indonesia.

Mengangkat tema “Kemendagri Mendorong Pemerintah Daerah Mewujudkan Kota Bersih”, pada kesempatan itu Eri Cahyadi sharing pengalaman tentang Program Kota Bersih di Kota Surabaya.

Menurutnya, Program Kota Bersih itu harus dilakukan secara komplek, tidak bisa dilakukan hanya dari satu sisi. Makanya sejak awal guna lahan ditata, mulai dari ruang terbuka hijau hingga memperhatikan indeks kualitas tutupan lahan.

“Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Surabaya itu meliputi taman kota, taman hutan raya, jalur hijau dan taman, serta area konservasi mangrove. RTH itu meningkat setiap tahunnya. Bahkan, untuk indeks kualitas tutupan lahan (IKTL), sesuai perhitungan Permen LHK 27 Tahun 2021, di Kota Surabaya juga terus naik,” kata Eri.

Baca Juga: Musim Hujan, DKRTH Surabaya Bersihkan Gorong-gorong dan Potong Ranting

Selain tata guna lahan, kualitas airnya juga diperhatikan. Di Kota Surabaya, ada 2 long storage, ada 26 waduk, 50 bozem, dan 12 mini bozem. Sedangkan salurannya, ada 142 saluran sekunder dan 35 saluran primer. Jajaran Pemkot Surabaya juga terus memonitor kualitas air sungai, air waduk/boezem, air sumur, dan air laut.

“Makanya, di Kota Surabaya saat ini cakupan air bersih sudah sebesar 99,39 persen, dan jumlah pelanggan PDAM yang mengelola air naik 1,95 persen,” ia memaparkan.

Dalam memperhatikan kualitas air, pemkot juga membuat Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) komunal dan rumah tangga. Hingga saat ini sudah dibangun IPAL di 60 lokasi, sehingga diharapkan warga sekitarnya bisa ikut meniru pembangunan IPAL tersebut.

“Kita juga melakukan revitalisasi sungai, kampung nelayan dan juga brandgang. Alhamdulillah saat ini indeks kualitas air di Surabaya mengalami kenaikan mencapai 58,18,” ia mengungkapkan.

Baca Juga: Surabaya PPKM Level 3, Kapasitas dan Operasional Tempat Usaha Dibatasi

Di samping itu, program kota bersih lainnya adalah menjaga kualitas udara dan terus dimonitor, kendaraan juga rutin dilakukan uji emisi, dan program car free day terus dilakukan, kecuali pada saat pandemi. Bahkan, di Surabaya juga mengembangkan Surabaya Intelligent Transport System (SITS) dan juga Adaptive Traffic Control System (ATCS).

“Kami juga mengembangkan Park and Ride, energi alternatif dan juga terus menambah jalur hijau. Alhamdulillah Indeks Kualitas Udara di Surabaya naik hingga mencapai 90,28,” ia menjelaskan.

Terpenting dalam program kota bersih adalah persampahan. Saat ini Kota Surabaya menghasilkan sampah sekitar 1.674,70 ton perhari.

Baca Juga: DKPP Surabaya Bagikan Hasil Panen Bandeng untuk MBR

Sampah itu kemudian dilakukan pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan proses akhir sampah, yaitu berhasil menjadi listrik. "Kini PLTSa kita sudah bisa menghasilkan 11 megawatt,” ia menuturkan.

Dalam pengolahan sampah, peran serta masyarakat Surabaya sangat penting untuk mengurangi sampah. Bahkan, sampai saat ini masyarakat terus didorong untuk sadar bahwa sampah itu bisa menghasilkan uang dan menguntungkan.

“Pada akhirnya, saya juga sangat bersyukur karena Indeks Kualitas Lingkungan Hidup di Kota Surabaya mengalami kenaikan, jika di tahun 2020 di angka 60,96, ternyata tahun 2021 naik menjadi 67,78,” ia meng