Logo

Produk Olahan Komoditas Pangan Percepat Ekspor

Reporter:,Editor:

Selasa, 16 July 2019 10:18 UTC

Produk Olahan Komoditas Pangan Percepat Ekspor

NILAI TAMBAH: Komoditas yang diekspor lebih baik menjadi barang setengah jadi agar memiliki nilai tambah. Foto: Baehaqi.

JATIMNET.COM, Surabaya - Kepala Badan Karantina Pertanian Surabaya, Ali Jamil mendorong para eksportir agar tidak lagi mengekspor komoditas mentah ke luar negeri.

Menurutnya, komoditas yang diekspor lebih baik menjadi barang setengah jadi agar memiliki nilai tambah. "Olah dahulu minimal menjadi barang setengah jadi," ujar Jamil usai melepas ekspor di kantor Karantina Pertanian Surabaya, Selasa 16 Juli 2019.

Dengan ekspor bahan setengah jadi ini diharapkan mampu menyimpan lebih lama dan tahan lama komoditas pertanian. Sehingga nilai barang ekspor pun lantas bertambah.

"Seperti inilah contoh terobosan ekspor yang kami harapkan, kita tidak mengekspor komoditas mentah lagi, tapi ekspor komoditas yang telah diolah tentu mendatangkan nilai tambah yang lebih tinggi," tuturnya.

BACA JUGA: Ekspor Porang Alis Iles-iles Asal Jatim Diminati Cina

Diakui Jamil, Kementerian Pertanian saat ini tengah mendorong percepatan ekspor produk pertanian. Beberapa strategi dilakukan untuk mencapainya, seperti tindakan pemeriksaan karantina di gudang pemilik, dan inline inspection agar proses bisnis ekspor lebih terjamin.

Kemudian memberikan pelayanan prioritas bagi pelaku eksportir yang patuh karantina, memperluas akses pasar melalui protokol karantina, management risk analysis (MRA), dan kerjasama bilateral dan multilateral lainnya.

"Kami juga telah menerapkan sertifikat elektronik, e-Cert ke negara tujuan ekspor yang telah memiliki kesiapan sistem ini. Dengan e-cert kita akan mengetahui apakah produk yang dieskpor dijamin diterima atau tidak sebelum komdoditas eskpor tiba," urainya.

KENAIKAN EKSPOR: Nilai ekspor naik 60 persen. Foto: Baehaqi.

Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Surabaya, Musyaffak Fauzi mengatakan, nilai ekspor komoditas pertanian asal Jawa Timur di semester pertama 2019 telah mencapai Rp 20,1 triliun. Dibanding tahun lalu pada periode yang sama, naik 60 persen. "Semester pertama tahun 2018 sebesar Rp 14,08 trilliun," kata Musyaffak.

Kendati sudah mencatatkan angka yang lumayan bagus, lanjut Msyaffak, Badan Karantina Pertanian tidak berpuas diri. Pihaknya mengaku tengah terus mengupayakan ekspor agar lebih maksimal lagi untuk mencapai Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.