Senin, 05 July 2021 13:00 UTC
SANTRI BARU. Keluarga santri baru siswa MTs Unggulan Amanatul Ummah mengantar barang bawaan untuk diserahkan pada pengurus ponpes Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, Minggu, 4 Juli 2021. Foto: Ishomuddin
JATIMNET.COM, Mojokerto – Meski pemerintah sedang menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat se-Jawa dan Bali 3-20 Juli 2021, sejumlah pondok pesantren tetap melakukan kegiatan penerimaan santri baru.
Pondok pesantren terbesar di Kabupaten Mojokerto, Amanatul Ummah, mulai menerima kedatangan ribuan santri atau siswa baru secara bergelombang sejak Minggu, 4 Juli 2021. Ribuan santri lama rencananya juga akan kembali ke pondok pada pertengahan Juli 2021.
Ponpes Amanatul Ummah yang berada di Desa Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto merupakan cabang dari Amanatul Ummah yang berada di Surabaya. Cabang lainnya juga berada di Cirebon, Jawa Barat.
Selain kegiatan mengaji kitab, Amanatul Ummah di Pacet, Mojokerto, juga memiliki sejumlah sekolah formal setingkat SMP/MTs dan SMA/MA serta perguruan tinggi. Sekolah dan perguruan tinggi tersebut di antaranya SMP dan SMA Berbasis Pesantren (BP), MTs Unggulan, MA Istimewa, Madrasah Bertaraf Internasional (MBI), dan Institut Pesantren KH Abdul Chalim (IKHAC).
BACA JUGA: Berlakukan PPKM Darurat, Kemenag Akan Revisi Surat Edaran Iduladha
Jika ditotal, setiap tahun jumlah santri atau siswa baru dari berbagai lembaga pendidikan yang ada mencapai lebih dari 1.000 orang dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan pada tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19, ada mahasiswa dari luar negeri yang kuliah di IKHAC.
Untuk mengurangi kerumunan, pengurus yayasan dibantu para guru dan staf membuat kedatangan santri secara bergelombang atau bertahap untuk masing-masing lembaga pendidikan. Selain itu, pengurus juga menjadwal kedatangan santri dalam tiga sesi tiap hari.
Selain menghindari potensi penyebaran Covid-19, pembagian jadwal kedatangan santri sudah lama diterapkan untuk menghindari kepadatan arus orang dan kendaraan karena ruas jalan dan tempat parkir yang terbatas.
Santri baru diwajibkan menunjukkan surat hasil tes swab PCR negatif Covid-19. Pengurus yayasan, guru, dan karyawan yang bertugas juga diwajibkan menjalani tes usap sebelum membantu teknis kedatangan santri baru. Bagi pengurus yayasan, guru, atau karyawan yang negatif Covid-19 diperbolehkan bertugas dan yang positif wajib isolasi mandiri atau dirawat di fasilitas kesehatan.
BACA JUGA: Tangani Covid-19 di Ponpes, 31 Ribu Santri di Ponorogo Dapat Bantuan Masker
Pada Minggu, 4 Juli 2021, ratusan siswa baru MTs Unggulan mulai berdatangan. Kedatangan siswa dibagi dalam sehari tiga sesi antara lain pukul 09.00, 11.00, dan 13.00 WIB.
Senin, 5 Juli 2021, sekitar 450 siswa baru MA Istimewa (Excellent dan Akselerasi) berdatangan dan dibuat bergelombang sejak pukul 12.30 WIB hingga sore.
Selain wajib menunjukkan surat hasil tes usap, santri baru yang tiba diwajibkan mandi bersih di area kampus IKHAC. Setelah mandi, mereka dibawa secara bergelombang dengan minibus dan bus menuju area pondok sekitar 2 kilometer dari kampus IKHAC.
WAJIB MANDI. Keluarga santri baru siswa MA Istimewa Amanatul Ummah mengantar santri di area kampus IKHAC untuk mandi sebelum dibawa masuk ke area pondok, Senin, 5 Juli 2021. Foto: Karina Norhadini
"Iya, ini antre santri baru yang lolos seleksi, anak saya yang nomor dua lolos. Terus diharuskan bawa hasil swab PCR, bisa dari rumah sakit," kata seorang ibu asal Pasuruan yang mengantar anaknya masuk MA Istimewa Amanatul Ummah, Pacet.
BACA JUGA: PPKM Darurat, Malam ini Digelar Operasi Prokes, Pelanggar Bakal Dibawa ke Pemakaman Covid-19
Menurutnya, hasil swab PCR yang nantinya bisa membuktikan kondisi santri baru tidak terpapar Covid-19. "Dibawa ke sini buktinya (swab PCR)," ucapnya. Ia juga membenarkan jika santri baru wajib mandi sebelum dibawa masuk ke area dalam pondok yang diasuh Ketua Umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) KH Asep Saifuddin Chalim ini.
Menurutnya, protokol kesehatan yang diterapkan sudah disosialisasikan melalui grup media sosial yang dibentuk pengurus pondok. Ia juga membenarkan jika kedatangan santri dibuat bergelombang karena jumlahnya mencapai ribuan.
"Yang diterima di sini ribuan. Jadi harus dijadwal, kalau enggak dijadwal, ini penuh (sembari menunjuk lokasi jalan raya). Kita juga masuk grup (media sosial), di situ ada pemberitahuan. Persyaratan lain juga ada di dalam grup WA khusus santri baru pondok Amanatul Ummah. Orang tua hanya boleh antar barang sampai sini saja (gerbang pondok)," katanya.
Ketua Yayasan Amanatul Ummah yang juga Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Albarraa belum bisa dikonfrimasi terkait tetap masuknya santri baru meski pemerintah memberlakukan PPKM Darurat se-Jawa dan Bali akibat kenaikan kasus Covid-19 termasuk untuk kegiatan pendidikan.
Rektor Utama Institut Pesantren KH. Abdul Chalim (IKHAC) Mauhibur Rokhman juga tidak merespons saat dikonfirmasi mengenai hal ini. Barraa merupakan putra sulung pengasuh Amanatul Ummah KH Asep Saifuddin Chalim dan Mauhibur adalah menantu Kiai Asep.
Berbeda dengan Amanatul Ummah, pondok pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, memilih menunda jadwal santri baru dan lama masuk kembali karena pemerintah memberlakukan PPKM Darurat.
“Sementara masuknya ditunda karena PPKM Darurat, belum ada pengumuman lagi kapan santri masuk kembali setelah libur tahun ajaran baru,” kata salah satu wali santri Tebuireng asal Mojokerto, Khoiruddin.
