Logo

Pertamina Didesak Jelaskan Pembubaran Petral

Reporter:

Minggu, 27 January 2019 09:58 UTC

Pertamina Didesak Jelaskan Pembubaran Petral

Ilustrasi.

JATIMNET.COM, Jakarta – Pertamina didesak memberikan transparansi ke publik terkait pembubaran PT Pertamina Trading Limited (Petral). Perusahaan tersebut dibubarkan pada 13 Mei 2015, dan diganti menjadi struktur Integrated Supply Chain (ISC).

“Saat Petral dibubarkan, ada penegasan bahwa Pertamina menghemat Rp 250 miliar per hari, sekaligus menghilangkan peran mafia dalam pengadaan migas di Pertamina,” kata Ketua Forum Ekonomi Konstitusi (FEK) Defiyan Cori, Minggu 27 Januari 2019.

Defiyan yang dikenal sebagai ekonom konstitusi ini, menjelaskan secara logika awam maka ada potensi keberhasilan penghematan luar biasa. Bahkan, bisa disampaikan harusnya keuntungan Pertamina pada 2018 tidak hanya Rp 5 triliun.

Hal itu karena penjelasan Menteri ESDM Sudirman Said ketika itu bahwa transaksi impor minyak yang beredar tiap hari sebesar 150 juta dolar AS sekitar Rp 1,7 triliun. Dengan pembubaran Petral, Pertamina bisa menghemat sekitar 22 juta dolar AS (setara Rp 250 miliar) per hari.

BACA JUGA: Produksi Migas Pertamina Hulu Energi Lampaui Target

Dengan kata lain, penghematan Rp 7,25 triliun per bulan atau sebesar Rp 87 triliun per tahun. Dalam kurun waktu empat tahun pasca pembubaran Petral bisa menghemat hingga Rp 348 triliun.

“Jika ini benar, tentu saja dapat membantu keuangan negara terbebas dari utang luar negeri, mengatasi defisit APBN dan membuat harga BBM lebih layak bagi rakyat,” katanya.

Dia berharap dengan pembubaran Petral bisa membawa dampak minimal berkurangnya peran mafia di sekitar bisnis pengadaan migas Pertamina.

“Publik menunggu kejelasan atas perbedaan mekanisme pengadaan migas yang selama ini berjalan melalui mafia migas yang dituduhkan kepada Petral dan mekanisme pengganti Petral yang diperankan ISC,” ungkap dia.

Termasuk, apakah ada perbedaan mekanismenya atau perubahan jumlah para pemasok dalam daftar pengadaan migas di Pertamina.

BACA JUGA: Pertamina Realisasikan 58 Titik BBM Satu Harga

Defiyan menegaskan ada dugaan pembelokan informasi, apabila pembubaran Petral tidak dibarengi dengan penjelasan manfaat (penghematan dan hilangnya mafia migas) dan beban pengeluaran atas pengadaan migas masih tak berubah.

Dia juga menggarisbawahi bahwa pembubaran Petral seharusnya mampu menjawab efektivitas dan efisiensi serta pemberantasan mafia migas. Sebab selama ini keberadaan mafia migas telah mengganggu harga dasar pembelian sebagai pembentuk Harga Pokok Penjualan (HPP) Pertamina dan harga jual ke konsumen atau masyarakat.

“Apakah ada penurunan harga jual BBM ke konsumen secara signifikan selama ini selain kebijakan BBM satu harga. Ini juga pertanyaan publik," katanya.

Karenanya, kembali Defiyan menegaskan agar kecurigaan publik terhadap eksistensi ISC ini tak mengarah pada fitnah atas adanya mafia migas baru. Maka sangat perlu Pertamina menjelaskan secara transparan. (ant)