Minggu, 27 October 2019 10:51 UTC
BANTAH DITUTUP. Pemilik lahan yang sebagian tanahnya dijadikan akses jalan masuk 10 kepala keluarga di Desa Mlirip membantah penutupan itu karena persoalan pilkades. Foto: Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto – Pemilik lahan membantah penutupan akses jalan menuju rumah yang ditinggali 10 kepala keluarga di Dusun Kenongo, Desa Mlirip, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, dipicu kekalahan anaknya di pilkades.
Pemilik lahan, Wahyudi yang juga pensiunan polisi ini mengatakan, akses jalan tersebut memang digali untuk pembangunan gorong-gorong.
"Lahan itu mau dibangun gorong-gorong, soalnya persiapan masuk musim hujan nanti. Tidak ada yang namanya penutupan jalan, cuma normalisasi saluran air saja," ungkapnya, Sabtu 26 Oktober 2019.
Ayah dari cakades nomor urut 02, Aprizal WD ini menjelaskan, tudingan penutupan akses tersebut tidak benar. Apalagi, jika penggalian dikerjakan karena kekecewaan keluarga akibat Aprizal kalah dalam pilkades serentak, Rabu 23 Oktober 2019 lalu.
BACA JUGA: Warga Jetis Mojokerto Laporkan Penutupan Jalan Sepihak
"Persoalan anak saya di pilkades, saya sudah ikhlas. Kami tidak pernah permasalahkan. Dan ini tidak ada kaitannya dengan penggalian untuk gorong-gorong itu,” tegas Wahyudi.
Penggalian dilakukan agar saluran normalisasi lancar, ucap Wahyudi, sebab sebelumnya tidak lancar dan tertutup tanah. Nantinya, dikhawatirkan saat musim hujan tiba, saluran rumah tangga yang ada meluber ke lingkungan. "Makanya, saya ini tidak sejahat itu,” paparnya.
Saat disinggung tudingan warga terkait rencana penutupan lahan miliknya seluas 2,5 meter sebagai akses jalan masuk bagi sepuluh KK, Wahyudi juga tidak membenarkan.
"Untuk saat ini galian itu kami fungsikan sebagai gorong-gorong. Yang penting sekarang ini tidak ada penutupan. Soal nanti dimanfaatkan, tidak tahu lagi. Itu nanti,” paparnya.
BACA JUGA: Komplotan Pencuri Spesialis Mal Dibekuk di Mojokerto
Wahyudi menambahkan, kalaupun nanti akses jalan tersebut dimanfaatkan oleh keluarga, warga yang bisa lewat di situ masih bisa melalui akses jalan lain di sisi timur dan barat di antara permukiman.
’’Bukan lahan ini saja jadi akses satu-satunya. Masih ada jalan lain untuk keluar masuk. Makanya, kalau disebut ada warga terisolir ini kan jahat. Itu tidak ada,” imbuhnya.
Plt Kepala Desa Mlirip Tri Hendra Wibowo mengungkapkan, kalau pemilik lahan dan salah satu perwakilan warga bernama Heri Muntako (40) sudah bermediasi di kediaman keluarga Wahyudi (pemilik lahan).
"Sudah selesai dimediasi, ini tadi (Jumat, 25 Oktober 2019). Langsung dikediaman Pak Wahyudi, cuma ada istrinya sama anaknya Aprizal," paparnya ke jatimnet.com.
Tri juga menjelaskan, Heri sudah membuat pernyataan terkait tiga opini yang disampaikan di media sosial dan dianggap keluarga pemilik lahan tidak benar.
"Jadi sudah diselesaikan dengan kekeluargaan dan Pak Heri bikin surat pernyataan, isinya tiga opini yang dianggap keluarga pemilik lahan tidak benar," pungkas Tri.