Kamis, 02 August 2018 10:56 UTC
Ketua DPC PDIP Wishnu Sakti Buana memberkan keterangan terkait status Anugrah Ariyadi di PDIP
JATIMNET.COM, Surabaya – Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya Wishnu Sakti Buana menuding Kartu Tanda Anggota Partai Kebangkitan Bangsa atas nama Anugrah Ariyadi palsu. “Saya tegaskan, saya jamin sampai detik ini dia (Anugrah Ariyadi) masih KTA PDIP,” katanya di Universitas Surabaya (Ubaya), Kamis 2 Agustus 2018.
Anugrah adalah Wakil Ketua PDI Perjuangan Kota Surabaya. Setelah namanya tercoret dari daftar bakal calon legislator PDI Perjuangan, sebuah tangkapan layar bergambar KTA PKB atas namanya serta surat pengunduran diri dari PDIP beredar. Padahal sebelumnya, ia menyatakan pada media massa tak akan hengkang dari partai yang telah membesarkan namanya. Saat ini, Anugrah duduk sebagai Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Surabaya.
Menurut Wishnu, dokumen-dokumen itu tak sah karena tak ada bukti terpercaya. Untuk menguji keabsahannya, ia meminta masyarakat membedakan foto Anugrah di Kartu Tanda Penduduk dan KTA PKB. “Apakah sama,” katanya.
Ia justru menuding PKB telah melakukan politisasi atas persoalan yang menimpa kader senior PDI Perjuangan. “Ini menjadi makanan politik PKB karena (Anugrah) tidak jadi ke sana,” ujarnya.
Sementara itu, Anugrah Ariyadi membantah dirinya telah mengundurkan diri dari PDIP. Tapi, ia mengaku pernah dihubungi utusan PKB berinisial FU dan bertemu dengan Ketua PKB Kota Surabaya Musyafak Rouf. “Saat bertemu saya hanya sebagai pendengar, karena naluri advokat akhirnya saya ingin mengetahui program-programnya,” katanya.
Atas keingintahuan itu, Anugrah menegaskan kalau dirinya bersedia mengikuti yang diinginkan PKB, yakni membuat surat pengunduran diri. Tapi surat itu abal-abal karena tidak pernah dikirim ke manapun. “Katanya saya akan dijadikan Bacaleg nomor urut satu,” ujarnya.
Setelah itu, Anugrah melanjutkan cerita, ia menegaskan pada Musyafak Rouf kalau dirinya tetap sebagai kader PDIP. Bagaimana ceritanya kemudian muncul surat pernyataan dan KTA PKB atas nama Anugrah Ariyadi. “Saya heran kok bisa muncul KTA atas nama saya,” katanya.