PBSI Diminta Secepatnya Regenerasi Ganda Putra

Rochman Arief

Reporter

Rochman Arief

Minggu, 21 Juli 2019 - 01:51

pbsi-diminta-secepatnya-regenerasi-ganda-putra

GANDA MUDA. Pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dianggap belum mampu menjadi pelapis bagi Kevin Sanjaya/ Marcus Gideon di turnamen Indonesia Terbuka 2019. Foto: Badmintonindonesia.org.

JATIMNET.COM, Jakarta – Indonesia memastikan satu gelar dari ajang Indonesia Open 2019 di nomor ganda putra. Itu setelah dua pasangan terbaik Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon ditantang seniornya, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan bentrok di babak final hari ini, Minggu 21 Juli 2019.

Kepala Pelatih Ganda Putra Perstauan Bulutangkis Sseluruh Indoneia (PBSI), Herry Iman Pierngadi mengaku senang dengan capaian tersebut. Namun dia mengingatkan agar secepatnya menyiapkan generasi baru.

Dia menyoroti lolosnya pasangan Hendra/ Ahsan hingga ke final menunjukkan kebutuhan regenerasi. Menurutnya, pasangan Hendra/Ahsan yang sudah tak lagi muda, tapi masih menunjukkan semangat yang luar biasa.

BACA JUGA: Hendra/Ahsan Kalahkan Tim Jepang Melaju ke Final

“Selama mereka (Hendra/Ahsan) masih bisa, kenapa tidak? Nggak ada masalah. Tapi regenerasi harus cepat dilakukan, dan jangan selalu mengandalkan Hendra/Ahsan atau Kevin/Marcus, yang muda-muda harus mendekati,” kata Herry, melalui laman Badmintonindonesia.org, Sabtu 20 Juli 2019.

Sektor ganda putra sejauh ini kerap menyumbang prestasi berkat regenerasi yang terus berjalan sejak era Eddy Hartono/ Rudy Gunawan di pertengahan 80-an. Herry berharap pemain-pemain yang lebih muda mampu unjuk gigi sekaligus pelapis.

Dalam turnamen yang hari ini akan mencapai puncak itu, Herry menyayangkan pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang kalah dari Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang), di babak perempat final. Padahal pasangan ini diharapkan bisa menjadi pelapis bagi ganda putra nomor satu dunia, Kevin/Marcus.

BACA JUGA: Tontowi/Winny Kandaskan Pasangan India

“Ada lima wakil ganda putra yang ikut di turnamen ini, tapi saya lebih tekankan ke Fajar/Rian, karena mereka underperform. Ini pekerjaan rumah, dan nantinya jadi evaluasi untuk menjadikan lebih baik di turnamen selanjutnya,” ujar Herry.

Menurutnya banyak fakor yang menyebabkan Fajar/ Rian tidak maksimal. Herry menyebut ada penurunan dari permainannya yang disebabkan kualitas konsentrasinya, fokusnya, dan daya tahan ototnya menurun, serta faktor permainan yang ketat.

Herry juga menjelaskan bahwa dengan kondisi fisik dan daya tahan otot yang menurun, serangan Fajar/Rian tak dapat menembus pertahanan Hoki/Kobayashi. Sebaliknya, pasangan Jepang ini dengan mudah membongkar pertahanan Fajar/Rian. Herry menyoroti pasangan Hoki/Kobayashi harus diwaspadai karena telah berkembang.

Baca Juga