Logo

Tekan Naiknya Harga Beras, Bulog Ponorogo Gelar Operasi Pasar

Reporter:,Editor:

Kamis, 03 January 2019 06:31 UTC

Tekan Naiknya Harga Beras, Bulog Ponorogo Gelar Operasi Pasar

Beras yang akan didistribusikan dalam operasi pasar. Foto: Gayuh Satria

JATIMNET.COM, Ponorogo - Sub Divisi Regional (Subdivre) Bolog Kabupaten Ponorogo menekan lonjakan harga beras dengan menggelar operasi pasar Kamis 3 Januari 2019. Operasi pasar digelar di dua pasar besar Ponorogo, yakni Pasar Legi Songgolangit dan Pasar Sumoroto.  

“Ada 7 ton beras medium yang akan dilepas ke pasar hari ini," kata Kepala Subdivre XIII Bulog Kabupaten Ponorogo Anita Andriani Kamis ini. Menurut Anita, operasi pasar dilakukan untuk menjaga harga beras tidak merangkak naik.

Informasi yang dihimpun Jatimnet.com, harga beras merangkak naik di awal 2019. Dari sebelum tahun baru harganya Rp9.500 per kilogram naik menjadi Rp10.000 per kilogram.

BACA JUGA: Bulog Probolinggo Gelontor Beras 49,5 Ton

Ada beberapa faktor yang memicu harga beras naik saat ini. Menurut Anita, beberapa daerah di Indonesia mengalami musim kemarau lebih awal sehingga terjadi kekeringan.

Situasi itu membuat banyak petani mengganti tanamannya dengan selain padi. Banyak di antaranya yang mengalami gagal panen.

Sehingga ketersedian beras di pasar menipis dan memicu harga beras naik. Sedangkan di Jawa, sebagian besar petani memulai masa tanam.

Meski demikian, kata Anita, Bulog masih mempunyai cadangan beras cukup.

“Ada 3.500 ton cadangan beras medium di Subdivre Ponorogo. Aman untuk dua tiga bulan ke depan,” ujarnya.

Dia mengatakan Subdivre Bulog Ponorogo menargetkan penyerapan beras dari petani hingga 66 ribu ton beras medium dalam setahun.

BACA JUGA: Uji Coba Pasar, Bulog Luncurkan Beras Sachet 200 Gram

Tetapi, pada 2018 lalu tidak mampu memenuhi target karena bisa menyerap 39 ribu ton.

Angkanya menurun dibandingkan dengan dengan 2017 lalu yang mampu menyerap beras medium dari petani hingga 49 ribu ton.

“Kendalanya pada Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp8.030 per kilogram. Padahal pada tingkat pedagang bisa sampai Rp9.000 per kilogram," katanya.

Akibatnya, petani memilih menjual langsung berasnya ke pedagang. Padahal, kata Anita, pengadaan beras selalu ada sepanjang tahun.

Membandingkan dengan tahun sebelumnya, Anita mengatakan kualitas beras petani 2018 jauh lebih bagus kendati dari kuantitas penyerapannya lebih sedikit. Dia berupaya menyerap beras petani semaksimal mungkin pada 2019.