Logo

Masyarakat Pesisir Pantai Pancer Latihan Mitigasi Tsunami

Reporter:,Editor:

Sabtu, 05 January 2019 11:30 UTC

Masyarakat Pesisir Pantai Pancer Latihan Mitigasi Tsunami

Ilustrasi tsunami.

JATIMNET.COM, Banyuwangi - Masyarakat Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi belajar mitigasi tsunami dalam pelatihan yang digelar Kepolisian Daerah (Polda) Jawa timur, Sabtu 5 Januari 2019.

Pantai indah yang kini dikenal sebagai Pantai Mustika tempat mereka berlatih pernah diterjang tsunami pada 1994 yang menewaskan lebih dari 250 orang warga setempat.

Tidak hanya masyarakat, turut menjadi peserta simulasi personil TNI AL, Polres Banyuwangi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Badan Sar Nasional (Basarnas), Palang Merah Indonesia (PMI) hingga pemadam kebakaran (damkar).

Simulasi diawali robohnya 4 rumah buatan dari bahan triplek tipis karena goncangan gempa bumi yang langsung memakan korban luka penghuni rumah.

Sekelompok pria memukul kentongan untuk memberi peringatan dan meminta masyarakat berlari mengikuti rambu-rambu jalur evakuasi di jalan. Beberapa saat kemudian arena simulasi bersih dari keramaian masyarakat, hanya tertinggal korban-korban luka bersama beberapa orang yang menungguinya.

BACA JUGA: Sayur Premium Hidroponik Banyuwangi Masuk Pasar Elite

Kemudian salah satu rumah terbakar sehingga damkar harus mengoperasikan selang airnya untuk memadamkan api. Tidak hanya itu, satuan Basarnas datang dengan 2 unit gergaji mesin untuk memotong kayu-kayu yang menimpa korban bencana. Sementara TNI-Polri dan relawan PMI memberikan pertolongan pertama pada korban-korban bencana.

Di sisi lain di tengah lautan ada 3 orang korban tsunami yang tenggelam dan ditolong oleh Satpolair Polres Banyuwangi  menggunakan perahu karet mereka. Bagian akhir memperlihatkan langkah bantuan pada korban tsunami yang tersangkut di atas pohon besar setinggi 10 meter.

Kapolda Jatim Irjen Pol Drs Luky Hermawan mengatakan, latihan mitigasi ini untuk mengingatkan kembali akan bahaya tsunami pada masyarakat yang bermukim di wilayah Pantai Pancer yang kini kembali ramai. Dia menekankan masyarakat agar cepat menyelamatkan diri dan personel lintas instansi berkoordinasi cepat menanggulangi bencana tersebut. Kegiatan serupa akan digelar di 8 kabupaten lain di wilayah Jatim yang berbatasan dengan pantai selatan.

“Kami ke sini bersama TNI untuk mengingatkan warga bagaimana alarm tsunami,  betul-betul memahami bahaya-bahaya untuk bisa secepat-cepatnya menyelamatkan diri,” kata Luky.

Kepala BPBD Jatim Suban Wahyudiono mengatakan semua daerah di Jatim yang berbatasan dengan laut selatan memiliki risiko tinggi terkena dampak bila terjadi tsunami. Dari laporan kajian Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu juga tercatat 156 desa rawan terkena tsunami.

Kegiatan pelatihan mitigasi bencana digelar di tengah minimnya early warning system (EWS) yang aktif. Di Banyuwangi sendiri dari 9 EWS yang terpasang, 7 di antaranya rusak sehingga tidak berfungsi.

“Kita sudah menyiapkan 78 EWS, ada beberapa yang rusak. Masing-masing (terbagi) untuk ancaman gempa bumi, banjir dan longsor. 16 EWS untuk tsunami, di Banyuwangi 9 mungkin keadaannya (ada yang rusak),” kata Suban.

Menurutnya kerusakan EWS dikarenakan komponen elektroniknya rentan terkena air dan panas Matahari di lautan. Sementara shelter atau tempat berlindung masyarakat dari ancaman tsunami hanya ada 1 di Kabupaten Malang bagian selatan yang berkapasitas sekitar 500 orang. Shelter untuk korban bencana banjir juga sudah ada di Kabupaten Lamongan dan Bojonegoro.

Insya Allah nambah, karena ini tanggung jawab pemerintah provinsi dan pemerintah daerah, jadi bagaimana kita ke depan untuk berkoordinasi, karena keselamatan masyarakat sangat penting,” katanya.