Logo

Ning Ita Ingatkan Kedekatan Bali dan Kota Mojokerto di Apeksi Outlook Denpasar

Reporter:,Editor:

Sabtu, 18 December 2021 04:20 UTC

Ning Ita Ingatkan Kedekatan Bali dan Kota Mojokerto di Apeksi Outlook Denpasar

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari meninjau Stand Exhibision Dekranasda Kota Mojokerto, di Segara Village, Sanur - Denpasar, Sabtu 18 Desember 2021. Foto: Humas Pemkot Mojokerto

JATIMNET.COM, Denapasar -  Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari mengenalkan berbagai produk kekayaan budaya Majapahit di momen Asosisasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Outlook yang digelar di Denpasar, Bali.

Hal itu dilakukan, lantaran Bali memiliki kelekatan sejarah dengan Majapahit. Bahkan sebagian masyarakat Bali mempercayai dirinya memiliki darah Majapahit, khususnya masyarakat kalangan tri wangsa.

"Masyarakat Bali ada korelasi sejarah dengan masyarakat Kota Mojokerto yakni sama-sama keturunan majapahit. Karena terbukti berbagai warisan budaya yang ada di Bali ini sama persis yang ada di Mojopahit kala itu," kata Ning Ita, sapaan akrab Wali Kota Mojokerto saat meninjau Stand Exhibision Dekranasda Kota Mojokerto, di Segara Village, Sanur - Denpasar, Sabtu 18 Desember 2021.

Ning Ita juga mencontohkan, jika kedekatan itu tak hanya dari hubungan darah, tapi juga diimplementasikan ke desain arsitektur Bali yang menyerupai desain arsitektur majapahit saat itu.

Baca Juga: Lulusan Inkubasi Usaha Kota Mojokerto Dapat Bantuan Sarpras Senilai Rp 6 Miliar

"Bangunan di Bali rata-rata menggunakan batu bata merah, ini kan sama persis dengan candi-candi peninggalan kerajaan majapahit yang tersebar di Mojokerto. Ini yang menurut kami satu ikatan sejarah yang cukup kuat," tegasnya.

Tak hanya itu, lanjut Ning Ita, Kota Mojokerto dan Bali juga memiliki catatan sejarah nasional yang sama terkait keberadaan sang Proklamator, Soekarno. 

"Soekarno ini kan keturunan dari Bali, karena ibunda beliau berasal dari Bali. Dan pada tahun 1907 hingga 1915, Soekarno kecil hijrah ke Kota Mojokerto mengikuti ayahnya yang bertugas sebagai pengawas di salah satu sekolah di Kota Mojokerto. Bahkan Soekarno kecil juga sempat menimba ilmu pendidikan dasar di sekolah Ongko Loro serta ILS," terangnya.

Jejak dua tempat Soekarno itu, Lanjut Ning Ita, sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Bahkan di dua sekolah yang saat ini berubah menjadi SDN Purwotengah dan SMP Negeri 2 Kota Mojokerto ini sudah dibangunkan patung Soekarno versi usia 12 tahun dengan pakaian khas akulturasi budaya jawa dan belanda.

Kedepan, ujar Ning Ita, SDN Purwotengah akan dijadikan sebagai Galeri Soekarno dan programnya sudah masuk dalam Kemendibud Ristek. 

"Tahun depan akan mulai dibangun konten-konten digital yang bisa dijadikan sebagai tempat mendapatkan ilmu terkait Soekarno namun dengan cara yang lebih menarik supaya anak-anak generasi milenial lebih tertarik mempelajari sejarah," pungkasnya.