Rabu, 26 January 2022 13:40 UTC
DONGKREK. Menko PMK Muhadjir Effendy disambut kesenian dongkrek saat berkunjung ke Desa Simo, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, Rabu, 26 Januari 2022. Foto: Nd.Nugroho
JATIMNET.COM, Madiun – Pemerintah terus mengupayakan penurunan angka stunting secara nasional hingga 14 persen pada tahun 2024. Langkah ini untuk meningkatkan kualitas pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan untuk merealisasikannya perlu kerjasama antara pihak terkait.
Di tingkat pemerintah kabupaten/kota, misalnya, perlu koordinasi yang berkesinambungan antar organisasi perangkat daerah dan lembaga.
BACA JUGA: Berikut Penyebab, Ciri dan Mencegah Stunting pada Anak
"Pemerintah desa juga harus ikut mewujudkannya, seperti dengan menggunakan dana desa untuk masalah sanitasi," kata dia saat melakukan kunjungan kerja di Desa Simo, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, Rabu, 26 Januari 2022.
Sanitasi merupakan salah satu hal yang penting untuk menjaga kualitas air untuk kebutuhan konsumsi warga. Komoditas itu juga memengaruhi perkembangan biologis maupun otak manusia.
"Maka, di Kabupaten Madiun ini patut bersyukur karena sumber air melimpah dan sudah berbicara tentang kualitas air. Berbeda dengan di Nusa Tenggara Timur, maka perlu formula khusus," Muhadjir menjelaskan.
BACA JUGA: Ini Daerah Stunting Terendah di Jatim, Kota Mojokerto Hanya 6,9 Persen
Dengan melimpahnya sumber air menjadi salah satu indikator penurunan angka stunting di Kabupaten Madiun. Berdasarkan laporan, per Agustus 2021, angka stunting di Madiun 14,9 persen atau menurun drastis dibandingkan tahun 2019 yaitu sebesar 24,94 persen.
“Fokus ke daerah yang tinggi stunting bagus, tapi yang sudah berhasil ini harus dijadikan contoh. Saya optimis di 2024 untuk Madiun ini (angka stunting) bisa di bawah dua digit (di bawah 10 persen), syukur-syukur nol,” ucap mantan Mendikbud tersebut.