Sabtu, 15 January 2022 11:40 UTC
NAPAK TILAS. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunjungi SDN Purwotengah di Kec. Magersari, Kota Mojokerto, bekas Sekolah Rakyat zaman Soekarno kecil, Sabtu, 15 Januari 2022. Foto: Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto – Seorang anak laki-laki berdiri menyambut kedatangan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat mengunjungi SDN Purwotengah di Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Sabtu, 15 Januari 2022.
Bocah ini menarik perhatian Ganjar karena penampilan pakainnya seperti anak-anak yang bersekolah pada zaman penjajahan kolonial Belanda.
Ia memakai beskap berwarna putih dengan blankon motif batik. Di tangannya terlihat sebuah buku bergambar Soekarno.
Saat pemimpin Jawa Tengah ini mendekat dan menanyakan namanya, si bocah seketika menjawab,"Saya Kusno, Pak," katanya.
BACA JUGA: Wali Kota dan Pejabat Mojokerto Peringati Hari Lahir Pancasila di SD Bekas Soekarno Sekolah
Ganjar terkejut bukan kepalang. Bukan tanpa alasan. Sekolah yang didatanginya itu adalah sekolah tempat Kusno, nama kecil sang proklamator Ir. Soekarno yang sempat menempuh pendidikan selama empat tahun.
"Lho, kamu bener namanya Kusno? Wah kamu mirip lho sama Pak Soekarno yah. Dulu khan kecilnya beliau namanya juga Kusno," ucap Ganjar sambil membetulkan dasi kupu-kupu yang dipakai Kusno.
Ganjar mampir untuk napak tilas sejarah bapak bangsa, Soekarno. Sebab, di SDN Purwotengah itulah, dulu Soekarno pernah mengenyam pendidikan dari tahun 1907 sampai 1912.
Selain Hollandsche Indlandsche School (HIS), pemerintah Hindia Belanda kala itu juga mendirikan Tweede Inlandsche School atau Sekolah Kelas Dua atau Sekolah Ongko Loro yang merupakan Sekolah Rakyat atau Sekolah Dasar. SDN Purwotengah dulunya adalah salah satu Tweede Inlandsche School yang didirikan pemerintah Hindia Belanda.
Ganjar kemudian masuk ke dalam salah satu ruangan kelas. Di sana, suasana nampak seperti kelas zaman penjajahan. Meja dan kursi kayu terlihat sudah tua, papan tulis jadul tiga layar dengan tulisan aksara Jawa dan huruf latin, serta foto-foto Soekarno masa kecil dan setelah dewasa. Di kelas itu juga, ada buku-buku lama tentang Soekarno.
BACA JUGA: Kemendikbud Kesengsem Soekarno Center yang Disajikan Pemkot Mojokerto
"Ini ada foto Soekarno kecil ya, Kusno ini mirip kamu ya. Wah ini kursinya juga masih asli, papan tulisnya itu asli ya, itu yang tiga dan bisa dilipat," ucap Ganjar.
Cukup lama Ganjar menyusuri ruang demi ruang di sekolah itu. Ia juga melihat foto-foto jadul Soekarno, benda-benda yang merepresentasikan pendidikan tempo dulu serta mengobrol bersama guru dan para siswa.
"Ini bagus sekali tempatnya, tadi kepala sekolah sudah cerita, mau dibangun dan khusus kelas yang dulu dipakai Bung Karno pernah sekolah mau dikosongkan," katanya.
Tempat itu lanjut Ganjar akan menarik, jika dibangun dan dikelola secara serius. Maka anak-anak bisa tahu bahwa dulu Bung Karno pernah sekolah di sana.
"Dulu namanya Sekolah Ongko Loro. Di sini Bung Karno sekolah empat tahun ya bu, kemudian pindah. Anak-anak bisa merasakan suasananya, saya sendiri bisa merasakan dan kalau melihat bentuknya enggak berubah," ujarnya.
Selain lokasi yang bersejarah, sekolah itu menurut Ganjar, bisa menjadi tempat menyebarkan nilai-nilai yang diajarkan Soekarno. Bagaimana semangat perjuangannya, semangat belajar, dan lainnya.
BACA JUGA: Jaga Jejak Bung Karno, Sekjen PDIP Hasto Apresiasi Grand Desain Galeri Soekarno
"Sehingga anak-anak bisa bercita-cita menjadi seperti Soekarno. Saya tadi juga lihat anak-anak di sini luar biasa hebat. Mereka berani, punya talenta dan leadership yang bagus," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Purwotengah Endang Pujiastuti menambahkan Soekarno pernah sekolah di tempat itu karena mengikuti ayahnya, Raden Sukemi. Dulunya, Sukemi adalah kepala sekolah di sekolah itu.
"Bung Karno sekolah di sini kira-kira sekitar empat tahun karena ikut ayahnya Raden Sukemi yang merupakan kepala sekolah di sini. Ini sekolah memiliki nilai sejarah tinggi dan kami tentu bangga karena akan dibangun dan dijadikan sebagai Soekarno Center," kata Endah.