Sabtu, 25 June 2022 07:40 UTC
Bunga Melati: Para pekerja sedang memetik bunga melati di kebun gang mawar melati Kabupaten Situbondo, Sabtu 25 Juni 2022. Foto: Hozaini
JATIMNET.COM, Situbondo – Sebuah gang di pinggiran Kabupaten Situbondo diberi nama Bunga Melati. Sekilas, nama gang yang berada di Desa Talkandang, Kecamatan Kota Situbondo seperti terdengar biasa saja. Namun pemandangan tak biasa kalau sudah melihat dari dekat aktivitas warga setempat.
Nama gang mawar melati bukan asal diberi nama saja melainkan sudah ada sejak terdahulu. Nama tersebut disematkan karena sebagian besar warganya menjadi perajin bunga melati. Bagi tukang rias manten pasti akrab sekali dengan nama gang mawar melati.
“Saya jadi perajin bunga melati sudah dari turun temurun. Dulu, nenek saya paling banyak punya kebun bunga melati. Kalau sekarang memang sudah banyak pendatang dan hanya warga asli setempat yang tetap jadi perajin bunga melati,” kata Atik Zulaikha, seorang perajin bunga melati, Sabtu, 25 Juni 2022.
Perajin di gang melati menerima pesanan apa saja terbuat dari bahan baku bunga melati. Mulai hiasan manten, hiasan acara pelet kandung maupun pesan bunga melati untuk menghias kuburan. Harganya juga bervariasi disesuaikan dengan ukuran besar dan kecilnya serta tingkat kerumitannya.
“Kalau di tempat usaha saya harganya mulai Rp. 100 sampai Rp. 2 juta-an. Tergantung bentuk dan ukuran yang dipesan konsumen. Bahkan, hanya bisa lebih mahal kalau konsumennya minta bentuk yang bagus dan unik,” kata Atik.
Atik bukan hanya pengrajin melainkan memiliki kebun sendiri. Ia memiliki lahan budidaya bunga seluas 1 hektar. Kalau sudah ramai orderan Atik bisa mempekerjakan 15 orang untuk memetik bunga melati di kebun serta 10 pekerja untuk merajut rangkaian kerajinan bunga melati.
Penghasilannya pun cukup menggiurkan bisa mencapai puluhan juta. “Saya juga punya satu orang kurir yang setiap hari mengantarkan pesanan. Saya pakai kurir sendiri karena mengirim bunga melati tidak seperti mengirim barang paketan pada umumnya. Ada tempat khusus agar bunga melati tetap fresh,” tuturnya.
Menurut Atik, warga gang mawar melati memang tak semuanya memiliki kebun melati sendir. Mereka biasanya beli dari orang lain kemudian dibikin menjadi kerajinan sesuai pesanan. Selain pesanan dari masyarakat umum, ada juga pesanan dari lembaga pemerintah untuk menyambut tamu penting.
“Kalau pesanan dari lembaga pemerintah biasanya berupa kalung bunga melati. Pokoknya setiap hari kurir saya selalu mengantarkan orderan kecuali bulan puasa. Orderan paling banyak kalau sudah musim pernikahan,” ujarnya.
Dijelaskan, membudidaya bunga melati sangat menghasilkan karena pohonnya bisa bertahan hidup hingga 10 tahun. Hanya saja tanaman bunga melati harus berada di lahan terbuka agar terkena matahari penuh.
Kalau berada di bawah pepohonan dan kurang mendapat sinar matahari biasanya bunganya kurang bagus. “Kalau sudah musim hujan biasanya bunga melati banyak yang rusak karena kurang mendapatkan sinar matahari,” terangnya.
Sayangnya kata Atik, di Kabupaten Situbondo tidak banyak masyarakat tertarik berbudidaya bunga melati. Selain bisa jadi kerajinan, bunga melati juga bisa di jual ke pabrik. Hanya saja harganya lebih sedikit murah dibandingkan dijual di pasaran. Kalau di pasar bisa Rp. 120 ribu perkilo gramnya.
“Saya beli bibit bunga melati di Malang. Saya ada beberapa kebun khusus tanaman melati. Bahkan pernah diajak kerjasama pabrik untuk bahan baku parfum tapi saya tolak karena harganya murah,” pungkasnya.