Sabtu, 24 November 2018 02:45 UTC
Sumber Foto: Express.co.uk
JATIMNET.COM, Madrid – Real Madrid membantah bahwa kapten mereka Sergio Ramos tersandung masalah doping saat melakoni final Liga Champions 2017 di Cardiff.
Ruduhan itu diungkapkan Majalah asal Jerman, Der Spiegel setelah menemukan beberapa fakta dan mengklaim bahwa Ramos positif menggunakan deksametason yang disebut sebagai obat anti-inflamasi.
Dalam temuan yang diungkap majalah asal Jerman itu bahwa petugas kontrol doping diberitahu setelah Ramos (32) mengambil anti-inflamasi yang berbeda pasca final yang berkesudahan 4-1 untuk kemenangan Real Madrid atas Juventus di final Liga Champions 2017.
Atas temuan itu Ramos menyalahkan dokter klub yang telah mencampur dengan deksametason. Temuan itulah yang membuat kubu Los Galacticos, julukan Real Madrid meradang dan telah melayangkan permintaan maaf ke UEFA.
Dokumen yang ditemukan Der Spiegel dan ditujukan kepada UEFA itu menyebutkan dokter Real Madrid secara tidak sengaja menulis nama obat yang berbeda pada laporan doping setelah pertandingan saat Ramos tengah diuji.
Der Spiegel juga mengungkap obrolan antara penguji dengan Ramos yang mengaku mendapat suntikan betametason di lutut kirinya dan bahu kiri lantaran ada gangguan. Padahal suntikan tersebut sejatinya dilarang oleh WADA (World Anti Doping Agency).
Atas temuan dokumen itu kubu Real Madrid kebakaran jenggot. Pihaknya menyatakan bahwa dokter yang tidak disebutkan namanya, telah mencatat obat yang salah dalam laporan doping setelah pertandingan karena mabuk kemenangan.
Dalam sebuah pernyataannya, Real Madrid mengatakan bahwa Ramos tidak pernah melanggar peraturan pengendalian anti doping.
“Seperti yang kerap terjadi dalam peristiwa serupa, setelah dilakukan verifikasi, UEFA meminta informasi dan segera menutup masalah ini,” bunyi pernyataan Madrid, seperti dikutip dari BBC Sport, Jumat 23 November 2018 waktu setempat.
Dalam kesempatan berbeda UEFA juga menulis dokumen yang berisi, sangat mungkin pemain dan dokter telah melakukan kesalahan administratif.
“Di masa depan, kami meminta setiap tim dan dokter untuk berhati-hati saat mengisi formulir kontrol doping, dan lebih tepatnya deklarasi pengobatan,” bunyi pernyataan resmi dari UEFA.
Pernyataan tersebut mengindikasikan UEFA cenderung melindungi kesalahan adminitrasi yang dilakukan Real Madrid. Ini bisa dilihat dari sebuah pernyataan yang dikeluarkan UEFA setelahnya.
“UEFA secara kuat menyangkal tuduhan tak berdasar yang telah menutupi hasil uji doping yang dinyatakan positif. Semua kasus kontrol doping UEFA dilakukan sesuai dengan Kode WADA,” bunyi pernyataan tersebut seperti dikutip Der Spiegel melalui BBC Sport.