Logo

Lewat Kredit Bank Jatim Mikro, Dorong UMKM Tuban Terbang Lebih Tinggi: Perjalanan Siti Alfathonah Bangun Jaringan Wirausaha dari Desa

Reporter:,Editor:

Kamis, 30 October 2025 04:00 UTC

Lewat Kredit Bank Jatim Mikro, Dorong UMKM Tuban Terbang Lebih Tinggi: Perjalanan Siti Alfathonah Bangun Jaringan Wirausaha dari Desa

Siti Alfathonah, 29 tahun bersama suami Yusuf Amirudin, 30 tahun di kedai miliknya yang berlokasi di Desa Temandang, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban.

JATIMNET.COM, Tuban – Tak ada yang menyangka, dari sebuah dapur rumah sederhana di Desa Temandang, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban muncul mimpi besar yang pelan-pelan menjelma menjadi kenyataan.

Di usia yang baru menginjak 29 tahun, Siti Alfathonah--seorang perempuan yang awalnya hanya bermodal nekat--kini telah menjadi mitra Bank Jatim. Keberadaannya memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi mikro di Bumi Ronggolawe.

Alfathonah memulai usaha makanan ringan seperti pentol, sempol, tahu walik, risol, hingga cireng pada Oktober 2024.

Ia mengakui, niat usahanya sempat hampir berhenti sebelum berkembang karena persoalan klasik, yakni modal. Di tengah kegalauan itu, sebuah pertemuan tak sengaja dengan Bank Jatim menjadi titik balik perjalanan bisnisnya.

“Waktu itu, saya modalnya terbatas. Saya cerita kalau saya memang butuh modal buat usaha. Lalu, saya dikenalkan program Kredit Jatim Mikro Bank Jatim. Pengajuan saya langsung diarahkan dan alhamdulillah sangat di-support,” ujarnya sembari tersenyum Jumat, 24 Oktober 2025.

Dari suntikan modal itulah roda usahanya berputar lebih cepat. Alfa--sapaannya bukan hanya berjualan sendiri, tetapi membangun sistem kemitraan untuk membantu para pelaku usaha kecil.

Proses produksi pentol, cireng, sempol dan berbagai olahan jajan di kediaman Siti Alfathonah di Desa Temandang, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban.

Pelayanan Bank Jatim yang Menyentuh UMKM

Meski baru bersentuhan dengan Bank Jatim dalam beberapa bulan terakhir, kesan Alfa sangat mendalam. Ia bercerita alasan memilih Bank Jatim karena pelayanannya sangat baik.

Selain itu, para staf-nya juga bisa menentukan kenyamanan pelaku UMKM ketika pertama kali mengakses kredit.

“Jujur, saya dulu bukan pengguna Bank Jatim. Tapi setelah masuk, saya melihat support-nya itu lebih baik dari bank lain. Mulai perkenalan, survei, sampai pencairan itu sangat memuaskan. Pelayanannya itu baik banget,” tegasnya.

Bank Jatim pun aktif mengajak UMKM binaannya dalam berbagai kegiatan promosi. Salah satu yang berkesan baginya adalah saat diundang mengikuti event besar Mojokarnival.

“Rasanya dihargai sekali sebagai UMKM kecil seperti saya. Termotivasi lagi kalau ternyata usaha saya ini diperhatikan,” ucapnya bangga.

Menurutnya, Bank Jatim telah menjadi jembatan antara dirinya dan warga desa yang butuh modal usaha.

“Bank Jatim itu seperti menjawab kebutuhan orang-orang yang saya dampingi. Teman usaha saya banyak yang butuh modal tapi nggak punya akses,” sambungnya.

Kini, cita-citanya membumbung lebih jauh. Alfa ingin ekspansi kemitraan hingga seluruh desa di wilayah Kabupaten Tuban. Dengan begitu, ia sadar harus mempersiapkan strategi besar--termasuk logistik yang lebih kuat.

“Nanti kalau semua desa sudah ada mitra saya, itu berarti usaha saya sudah besar. Harus siap armada juga. Karena sekarang masih pakai kurir bersepeda,” katanya sambil tertawa kecil.

Toko milik Siti Alfathonah yang bisa melahirkan beberapa mitra kerja.

Satu Desa, Satu Mitra

Perempuan elok berkerudung itu punya target yang terdengar ambisius namun sangat terukur: satu desa satu mitra. Ia ingin usahanya bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi menjadi jalan bagi masyarakat lain mencari rezeki.

“Saya ingin semua desa ada mitra. Saat ini sudah berjalan di beberapa titik,” jelasnya.

Daftarnya pun cukup panjang. Mitranya kini tersebar di berbagai desa di beberapa Kecamata seperti Merakurak, Kerek, Montong, dan Senori

Dan itu belum semua. Dalam waktu dekat  ini, ia juga mengaku sudah menyiapkan lebih dari lima calon mitra baru.

Dengan bermitra, masyarakat yang ingin membuka usaha tidak perlu memikirkan modal awal yang besar. Semua perlengkapan disediakan oleh usahanya yang bernama Rumahfaza. Mulai gerobak, kompor, LPG, peralatan memasak, hingga bahan bakso dan lainnya.

“Total modal per mitra sekitar Rp3,5 sampai Rp4 juta. Saat ini sudah ada 18 mitra aktif,” paparnya.

Program yang saya gunakan di kemitraan ini menggunakan sistem bagi hasil sebesar 20 persen dari omzet harian.

“Jadi mitra bisa berpikir luas, nggak terpatok gaji bulanan. Kalau omzet harian Rp 200 ribu saja, pendapatannya sudah lumayan. Bahkan ada yang sampai Rp 300 sampai Rp 400 ribu per hari,” katanya.

Salah satu mitra dari Rumahfaza milik Siti Alfathonah yakni Ibu Novi dari Kecamatan Montong.

Inovasi Baru: Es teler untuk Ekspansi Bisnis

Tak hanya berhenti di produk gorengan dan olahan bakso, Alfa juga mengembangkan lini UMKM baru, yakni berupa minuman Es Teler.

“Inilah produk terbaru saya. Sistem kemitraannya sama. Saya sudah buka tiga titik, salah satunya di area pabrik semen,” tuturnya.

Ia ingin memperluas peluang kerja. Bahkan program pedagang keliling mulai ia kembangkan melalui pamflet promo untuk menjaring lebih banyak calon mitra.

“Bisa membuka pekerjaan untuk orang lain. Jadi manfaatnya berantai,” ujar perempuan yang kini mempekerjakan dua karyawan produksi dan dua karyawan rumahan.

Salah satu mitra dari Rumahfaza milik Siti Alfathonah yakni Ibu Solihatin dari Kecamatan Merakurak.

Mitra Harap Bisa Kembangkan Bisnis

Apa yang dilakukan Alfa bukan hanya membuka peluang finansial, namun juga lapangan kerja dan kepercayaan diri bagi warga desa.

Hal itu dirasakan langsung oleh Solihatin (35), mitra usaha kuliner di Desa Mandirejo Kecamatan Merakurak. Ia bercerita, sebelum bergabung menjadi mitra, hari-harinya terisi rutinitas rumah tangga tanpa penghasilan tetap.

“Alhamdulillah sekarang saya punya usaha sendiri. Dari dapur ke depan rumah lalu keliling, tiap hari ada pemasukan. Rasanya bangga karena bisa bantu ekonomi keluarga,” katanya dengan mata berbinar.

Menurutnya, sistem bagi hasil harian membuatnya lebih termotivasi. “Kalau penghasilan mau banyak ya harus rajin dan pintar cari lokasi ramai. Jadi usaha ini bikin saya berpikir maju,” tambahnya.

Solihatin berharap usaha ini bisa berkembang terus. Ia bermimpi punya titik penjualan lebih banyak dan bisa mempekerjakan tetangga yang juga ingin bangkit.

 

UMKM Bangkitkan Ekonomi Desa

Kisah Siti Alfathonah adalah gambaran nyata bagaimana akses permodalan melalui Kredit Jatim Mikro Bank Jatim menjadi pemantik kebangkitan UMKM di pedesaan.

Dari catatan omzet harian para mitranya saja, bisa terlihat perputaran ekonomi mikro terjadi setiap hari. Pendapatan mereka mungkin belum miliaran, tetapi dampaknya terasa langsung: ada pekerjaan baru, usaha baru, dan yang terpenting—harapan baru.

Jika semua berjalan sesuai rencananya, dalam beberapa tahun ke depan jaringan kemitraan Alfa bisa menjangkau seluruh Tuban. Dari dapur rumahnya, ia sedang menumbuhkan ekosistem usaha kecil yang saling menguatkan.

Dan semuanya dimulai dari sebuah langkah kecil berani, dengan modal kredit dari Bank Jatim yang menaruh kepercayaan pada mimpinya. (adv/Inforial)