Kamis, 23 August 2018 04:58 UTC
Ilustrasi BMKG
JATIMNET.COM, Bandarlampung – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan terjadi gempa bumi tektonik berkekuatan 5,5 Skala Richter, Kamis, 23 Agustus 2018, pukul 10.44,04 WIB, yang mengguncang Lampung.
Dikutip dari Antara gempa tersebut berlokasi 6.51 derajat Lintang Selatan (LS)-103.44 derajat Bujur Timur (BT), pada kedalaman 10 km, dan berada 156 km barat daya Kabupaten Pesisir Barat, Lampung.
Ini merupakan gempa kedua setelah sebelumnya BMKG juga melansir gempa bumi tektonik berkekuatan 4,2 SR pada pukul 10.01,27 WIB di posisi yang hampir sama.
Menurut Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah II Tangerang, Joko Siswanto bahwa gempa bumi pertama berpusat pada koordinat 6,22 derajat Lintang Selatan (LS) – 103.58 derajat Bujur Timur (BT), pada jarak 131 kilometer barat daya Pesisir Barat, di kedalaman 93 kilometer.
Berdasarkan laporan dari masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di Liwa, Lampung Barat II SIG-BMKG (II – III MMI). Sejauh ini belum ada laporan dampak dari gempa bumi tersebut.
Bila ditinjau dari lokasi dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini merupakan gempa bumi menengah di wilayah area zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia.
Hingga laporan ini dibuat, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan.
Sementara itu, gempa bumi tektonik mengguncang kota Denpasar, Bali sekitar pukul 05.48 WIB berkekuatan 5,4 SR. Namun berdasar hasil pemuktahiran menjadi 5,1 SR.
Episentris terletak pada koordinat 9,48 lintang selatan (LS) dan 114,75 bujur timur (BT), atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 103 km, di kedalaman 68 km, arah barat daya Kota Denpasar, Bali.
Jika dilihat dari lokasi episentris dan kedalaman pusat gempa (hiposentris), gempa bumi ini berkedalaman dangkal yang disebabkan aktivitas antar dua lempeng, lempeng yang lebih besar massa jenisnya menunjam ke bawah lempeng lainnya (subduksi).
Aktivitas subduksi yang terjadi antara aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia. Gempa bumi ini juga dibangkitkan oleh aktivitas tekanan (deformasi) batuan dengan mekanisme pergerakan jenis naik (thrust fault).
Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, S.T., Dipl. Seis, M.Sc menyatakan bahwa berdasarkan laporan masyarakat guncangan dirasakan di Kuta, Jimbaran, Denpasar , Mataram, Lombok barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur, hingga Gumuk Mas (Jember).
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami” ucapnya dalam keterangan resminya.