Logo

Lahan BTKD Tambak Wedi Dimanfaatkan untuk Urban Farming

Reporter:,Editor:

Jumat, 25 March 2022 07:40 UTC

Lahan BTKD Tambak Wedi Dimanfaatkan untuk Urban Farming

Salah seorang warga Kota Surabaya menunjukkan hasil budi daya-nya, Jumat 25 Maret 2022. Foto: Diskominfo Kota Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya - Lahan Bekas Tanah Kas Desa (BTKD) Tambak Wedi seluas 6.000 meter persegi digunakan untuk urban farming. Lahan tersebut disiapkan agar dapat dimanfaatkan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), khususnya warga yang belum bekerja. Ini sebagaimana bentuk implementasi program padat karya.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama sejumlah Kepala Perangkat Daerah (PD) secara resmi membuka sekaligus melakukan penanaman di lahan BTKD Tambak Wedi sebagai bagian dari program padat karya, Jumat 25 Maret 2022.

"Jadi mulai hari ini kita canangkan program Padat Karya. Manfaatkan tanah ini, manfaatkan lahan BTKD milik pemerintah ini yang puluhan tahun belum digunakan, kita manfaatkan untuk kepentingan umat," kata Eri.

Baca Juga: Pengembangan Urban Farming dan Diversifikasi Pangan Kota Surabaya

Di lahan 6.000 meter persegi tersebut, dimanfaatkan untuk tiga sektor program Padat Karya. Yakni, sektor pertanian, peternakan dan perikanan.

Salah seorang warga Kota Surabaya saat memasukan ikan ke dalam kolam, Jumat 25 Maret 2022. Foto: Diskominfo Kota Surabaya

Untuk sektor pertanian, ada penanaman 560 bibit pohon pisang, 525 ribu bibit sayur bayam, 53 ribu bibit sayur kangkung, 150 bibit cabai, 200 bibit terong, 400 bibit bunga kol, 5.320 ketela pohon, dan 45 ribu bibit jagung.

Kemudian untuk sektor perikanan, berupa budi daya 1.200 benih ikan nila dan 600 benih ikan patin melalui kolam bundar. Sedangkan pada sektor peternakan, berupa budidaya maggot.

Sebagai informasi, program padat karya ini salah satunya adalah memanfaatkan semua lahan aset milik pemkot untuk kepentingan warga. Seperti di BTKD Tambak Wedi yang disiapkan untuk lahan urban farming.

Baca Juga: Budidaya Urban Farming Terus Diminati, Permintaan Bibit ke DKPP Surabaya Meningkat

Bahkan, di lahan tersebut rencananya juga disiapkan tempat untuk produksi paving dan batu bata ringan yang nantinya dikerjakan oleh MBR. "Jadi nanti kebutuhan seperti paving dan bata ringan, maka mengambilnya dari warga. Kita pasang katalog dan ambil dari warga," ia menuturkan.

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya menginginkan agar warga Kota Pahlawan menjadi seorang entrepreneur. Nah, untuk mendukung hal itu, pemkot memastikan juga menyiapkan fasilitas dan kebutuhan bagi warga.

"Warga bisa menjadi entrepreneur yang difasilitasi pemkot. Jadi nanti lahannya tetap punya pemkot, tapi permodalan dan semua sudah menjadi milik masyarakat. Itu yang saya inginkan, jadi aset pemkot ya dibuat untuk menyenangkan warganya," ia menjelaskan.

Baca Juga: Maksimalkan Lahan, Pemkot Surabaya Dorong Warganya Lakukan Urban Farming

Di sisi lain, program padat karya ini dapat terus menyerap tenaga kerja, khususnya dari keluarga MBR. Meski begitu, melalui program padat karya, warga juga mau berusaha bersama-sama mengubah nasibnya.

"Kalau hasilnya besar, ya kembalinya ke masyarakat. Makanya kita bersama, tidak hanya menadah, tapi kita mengerjakan. Semoga program padat karya ini bisa memberikan kebahagiaan bagi warga Surabaya," ia mengungkapkan.

Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Antiek Sugiharti menambahkan dari total luas lahan BTKD Tambak Wedi 4 hektar, 6.000 meter persegi di antaranya dimanfaatkan sebagai tahap awal untuk urban farming.

Mulai dari pertanian sayuran, peternakan maggot dan perikanan melalui kolam bundar. "BTKD Tambak Wedi totalnya 4 hektar, tapi yang kita manfaatkan masih 6.000 meter persegi," kata Antiek memungkasi.