Selasa, 31 July 2018 08:58 UTC
Korea Utara dilaporkan menyalahi salah satu resolusi Singapura dengan melakukan uji coba nuklir di Sanumdong. FOTO: ABC News.
JATIMNET.COM – Korea Utara kembali melakukan uji coba rudal balistik antar benua setelah melakukan perjanjian dengan Amerika Serikat Juni lalu. Di mana salah satu poin dari perundingan tersebut adalah menghentikan aktivitas nuklir.
Pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Washington Post, Senin 30 Juli 2018, bahwa satelit mata-mata telah melihat aktivitas rudal balistik. Korut dilaporkan tengah membangun satu atau dua rudal balistik antar benua cair baru (intercontinental ballistic missiles/ ICBM) di fasilitas Sanumdong dekat Pyongyang.
Pabrik tersebut diketahui telah memproduksi Hwasong-15, yakni ICBM pertama yang mampu menjangkau AS. Kepada Reuters, pejabat AS lain mengatakan bahwa ICBM yang memiliki bahan bakar cair berpotensi menimbulkan ancaman, dibanding bahan bakar padat yang membutuhkan waktu lama.
Ahli nuklir di Middlebury Institute of International Studies (MIIS) Jeffrey Lewis melaporkan citra satelit di Sanumdong menunjukkan aktivitasnya.
“(Fasilitas) tidak mati oleh imajinasi,” kata Lewis. “Kami melihat kontainer pengiriman dan kendaraan datang dan pergi. Ini adalah fasilitas di mana mereka membangun ICBM dan kendaraan peluncuran ruang angkasa,” terangnya kepada Washington Post.
Ahli nuklir Korut lainnya yang juga dari MIIS, Melissa Hanham, mengatakan kepada BBC bahwa fasilitas itu adalah pola lalu lintas tetap. Hanham menambahkan bahwa para ahli di MIIS tidak dapat menemukan cara untuk mengonfirmasi kebocoran (intelijen) berdasarkan citra satelit.
Ini bukan pertama kali Pyongyang melanjutkan program senjatanya. Korut telah melakukan enam uji coba nuklir, yang terbaru terjadi pada September tahun lalu.
Pada pertemuan kedua kepala negara di Singapura Juni silam disepakati “Denuklirisasi Lengkap” di Semenanjung Korea. Hanya saja tidak dijelaskan secara detail resolusi yang dimaksud Denuklirisasi Lengkap tersebut. Presiden Korut, Kim Jong-un juga diragukan akan mematuhi resolusi pertemuan di Singapura.
