Logo

Keunikan Penjual Cilok Keliling di Mojosari Mojokerto Sediakan Layanan Transaksi Non Tunai

Reporter:,Editor:

Selasa, 09 May 2023 23:00 UTC

Keunikan Penjual Cilok Keliling di Mojosari Mojokerto Sediakan Layanan Transaksi Non Tunai

Tukino, salah satu penjual cilok keliling asal Desa Seduri, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto yang menyediakan pembayaran digital Qris.

JATIMNET.COM, Mojokerto -  Membeli makanan ringan seperti cilok atau pentol keliling biasanya dengan menggunakan uang tunai, namun berbeda dengan penjual pentol yang satu ini.

Tukino, salah satu penjual cilok keliling asal Desa Seduri, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto yang menyediakan pembayaran digital Qris.

Para pelanggan yang tak membawa uang tunai tidak perlu khawatir bertransaksi, pembeli dapat melakukan scan pada barcode QR yang telah disediakan oleh penjual diatas rombong untuk melakukan pembayaran.

"Mempermudahkan transaksi  sama pembeli apabila ada yang belinya sedikit uangnya besar kan sulit cari kembalian," kata Tukino. Selasa 9 Mei 2023.

Baca Juga: Buka Peluang Usaha Baru, PNM Bekali Nasabah Pelatihan Menjahit di Mojokerto 

Menurutnya, setiap kali pelangganya membeli dengan uang besar, dirinya tak memiliki uang kembalian. Tak ingin kehilangan rezeki, ia pun menyarankan men scan Qris. "Nanti kalau aku carikan uang kembalian ya agak susah, terkadang ya mengembalikan pelanggan," paparnya.

Meski demikian, Kino sapaan akrab para pecinta pentol ini sempat ragu, mengingat sebelumnya ia belum terbiasa menggunakan layanan non tunai. "Ya awalnya sempat ragu, tapi setelah saya cek melalui M-Banking ya langsung masuk," akunya.

Setiap harinya, pria yang berbisnis berjualan pentol keliling sejak puluhan tahun yang lalu ini memiliki berbagai pelanggan dari beberapa kalangan tertentu. "Rata rata yang menggunakan Qris anak sekolahan dan  orang yang kemampuan lebih itu," terangnya.

Tak tanggung tanggung, usaha yang dilakoni sejak pukul pukul 11 siang hingga 9 malam ini beromset satu juta rupiah setiap harinya. "Pendapatan sehari satu juta lebih sedikit, tapi masih kotor," katanya.

Reporter: Hasan