Logo

Ketinggian Air di Bengawan Madiun Masih di Bawah Batas Siaga Hijau

Reporter:,Editor:

Rabu, 08 January 2020 12:51 UTC

Ketinggian Air di Bengawan Madiun Masih di Bawah Batas Siaga Hijau

MASIH AMAN. Ketinggian debit air di Kali Jerohan, anakan Sungai Bengawan Madiun dinyatakan masih di bawah batas siaga hijau. Foto: Nd.Nugroho

JATIMNET.COM, Madiun – Rata-rata ketinggian air di aliran Sungai Bengawan Madiun-anak Bengawan Solo, dilaporkan di bawah ambang batas Siaga I atau 67,16 meter dari permukaan air laut, sejak Desember 2019 lalu.

“Selama ini masih 3-4 meter di bawah titik siaga hijau,” kata Pejabat Pembuat Komitmen Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air III BBWSBS, Aditya Sidik Waskito, Rabu 8 Januari 2020.

Meski terbilang aman,  ia mengatakan, pihaknya tetap mewaspadai ancaman banjir. Salah satunya, dengan cara membersihkan pintu air dari sampah yang terbawa arus dari hulu di wilayah Kecamatan Slahung, Ponorogo, serta Kecamatan Kare dan Saradan, Kabupaten Madiun.

BACA JUGA: Intensitas Hujan Tinggi Sebabkan Banjir di Madiun

“Tidak hanya ranting bambu, tapi serumpunnya ikut hanyut. Bahkan, ada pohon besar yang sempat menyumbat pintu air Sungai Jerohan di Kecamatan Balerejo (Kabupaten Madiun),” ujar dia.

ANTISIPASI BENCANA. Jajaran Forkompida, pemerintah desa, relawan sedang mengikuti apel kesiapsiagaan bencana di halaman Kantor Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, Rabu 8 Januari 2020. Foto: Nd. Nug

Sungai Jerohan merupakan anakan Sungai Bengawan Madiun yang berhulu di Pegunungan Wilis, wilayah Kecamatan Kare dan Pegunungan Pandan, Kecamatan Saradan. Selain itu, sejumlah sungai kecil lain juga bermuara di Sungai Jerohan sebelum masuk ke Bengawan Madiun dan Bengawan Solo.

BACA JUGA: Banjir Madiun Gubernur Khofifah Minta Sand Bag di Jerohan

Selama ini, Sungai Jerohan menjadi perhatian sejumlah pihak setiap kali musim hujan berlangsung. Bahkan, pada Maret tahun lalu luapan air dari sungai ini menggenangi sejumlah desa di tujuh wilayah kecamatan di Kabupaten Madiun. Juga, sebagian wilayah di Kota Madiun lantaran debit air tak tertampung di Sungai Jerohan.

Bupati Madiun Ahmad Dawami Ragil Saputro mengatakan untuk menghadapi kemungkinan banjir harus melibatkan seluruh pihak. Selain pemkab, personel kepolisian, TNI, pemerintah desa, dan warga juga dilibatkan. Oleh karena itu, apel kesiapsiagaan bencana dilangsungkan di halaman Kantor Kecamatan Balerejo, Rabu pagi.

“Posko juga didirikan sampai nanti kondisi dinyatakan aman (berakhirnya musim hujan),” kata Kaji Mbing, panggilan akrab Ahmad Dawami Ragil Saputro.