Logo

Kasus Bayi Meninggal Diduga Tidak Ada Penanganan Medis dari Puskesmas, Tiga Bidan Kena SP3

Reporter:,Editor:

Rabu, 09 February 2022 12:20 UTC

Kasus Bayi Meninggal Diduga Tidak Ada Penanganan Medis dari Puskesmas, Tiga Bidan Kena SP3

Komisi IV DPRD Kabupaten Probolinggo saat menggelar pertemuan, bersama Dinas Kesehatan di Ruang Komisi D, Rabu 9 Februari 2022. Foto : Zulkiflie.

JATIMNET.COM, Probolinggo - Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Kabupaten Probolinggo akhirnya melakukan pertemuan tertutup bersama Dinas Kesehatan, di ruang komisi D Kantor DPRD setempat, Rabu 9 Februari 2022. Pertemuan dilakukan, menindaklanjuti kasus meninggalnya bayi saat dilahirkan, dimana saat proses persalinannya tanpa mendapatkan penanganan medis.

Informasi dihimpun, berdasarkan hasil pertemuan tersebut, diketahui Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo telah memberikan surat peringatan 3 (SP3) terhadap tiga bidan. Tiga bidan dimaksud, yakni 2 bidan Puskesmas yang membuat pasien harus balik dua kali ke puskesmas dan seorang bidan lainnya, bernama Putri asal Karangbong, Kecamatan Pajarakan. 

Pasca pertemuan di ruang komisi D , Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo, dr. Shodiq Tjahjono membenarkan keluarnya surat peringatan 3 bagi tiga bidan yang bertugas, di Kecamatan Pajarakan. Shodiq menyampaikan, jika langkah yang diambil pihanya, sudah sesuai kebijakan dan peraturan yang berlaku.

Baca Juga: Diduga Tidak Dapat Penanganan dari Puskesmas,  Bayi di Probolinggo Meninggal Saat Dilahirkan

Tak hanya, keluarnya SP3, pembinaan terhadap ketiga bidan turut diberikan. "Selain memberikan surat peringatan, kami juga lakukan pembinaan kepada ketiganya," ujar Shodiq.

Senada dikatakan Ketua Komisi IV, Rika Apria. Jika keluarnya SP3 terhadap tiga bidan Kecamatan Pajarakan, telah dilakukan Dinkes sebelum melakukan pertemuan di Kantor DPRD. "Hasil klarifikasi, Dinkes mengakui ada kesalahan SOP dan attitude bidan yang bersangkutan," kata Rika. 

Lanjut Rika, pihaknya merupakan mitra Dinkes yang sekaligus bertugas dalam pengawasan, pada bidang pendidikan, Kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. "Kami sudah minta pihak Dinkes, untuk memberikan pembinaan kepada seluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Probolinggo. Mudah-mudahan kejadian ini, tidak terjadi lagi,"tegasnya.

Saat dikonfirmasi, Sanito (56) ayah dari bayi yang dilahirkan meninggal mengungkapkan, dirinya belum bisa berkomentar panjang mengenai masalah tersebut. Sanito mengaku masih teringat, kepada almarhum anaknya yang meninggal di usia 7 bulan kandungan tersebut. Sedangkan istrinya Anisa, kini dirawat kembali di Puskesmas pajarakan.

Baca Juga: Kasus Bayi Meninggal, DPRD Probolinggo Panggil Dinkes dan Puskesmas

Sanito berharap, pihak puskesmas bisa menanggung biaya perawatan istrinya hingga sehat kembali. "Semoga ada bantuan biaya perawatan, karena anak saya sudah meninggal, masak harus biaya lagi," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, Raut kesedihan begitu terlihat dari wajah Sanito (46) dan Anisa (36), warga Desa Karangbong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo. Itu karena, bayi buah cinta mereka yang ditunggu-tunggu selama sekian bulan akhirnya keluar dalam kondisi meninggal, lantaran tidak mendapatkan penanganan semestinya.

Peristiwa pahit itu bermula, sewaktu Anisa yang kondisinya hamil 7 bulan itu pada Kamis 3 Februari 2022, sekitar pukul 13.00 WIB mengeluh sakit di bagian perutnya. Khawatir terjadi apa-apa, Anisa kemudian dibawa ke bidan desa setempat, dibonceng naik motor oleh Tri salah seorang tetangga. Akan tetapi, oleh bidan desa Anisa disarankan agar periksa ke Puskesmas Pajarakan.

Ditemani Tri, Anisa bergegas menuju ke Puskesmas Pajarakan. Namun bukan penanganan yang diberikan, Anisa malah diminta kembali mengambil buku KIA. Usai kembali ke rumah, giliran Sanito yang menemani Anis kembali ke Puskesmas Pajarakan dengan mengendarai motor.

Akan tetapi, sampai puskesmas keduanya kembali disuruh pulang lagi oleh petugas, dengan alasannya sakit yang dialami Anisa belum terlalu parah.  Sanito sempat bersikeras meminta petugas puskesmas, agar memberikan penanganan serius terhadap istrinya lantaran tak tega mendengar keluhan rasa sakitnya. Namun itu, tak membuahkan hasil. 

Karena tak bisa berbuat banyak, Sanito akhirnya membawa kembali istrinya pulang. Namun setibanya di rumah, Anisa kemudian mengalami pendarahan. Karena panik, Sanito kembali ke Puskesmas Pajarakan untuk menanyakan kondisi yang dialami istrinya. Dan petugas pun, menyarankan agar dibawa ke puskesmas lagi. 

Sanito kemudian balik lagi ke rumah, serta mendapati Anisa semakin mengerang kesakitan. Sanito lalu pergi ke bidan desa setempat, bermaksud meminta bantuan. Hanya saja, bidan desa menolak dan memilih memanggilkan ambulan, untuk membantu membawa Anisa ke Puskesmas Pajarakan. 

Namun nyatanya, ambulan tak kunjung datang. Sampai akhirnya Anisa melahirkan bayinya sendiri tanpa penanganan medis, dimana bayi yang dikeluarkannya akhirnya meninggal.