Minggu, 16 September 2018 09:31 UTC

Handphone. Iustrasi. Sumber foto Google.
JATIMNET.COM, Hamburg – Tak suka dengan tabiat kaum orang tua yang lebih suka bermain Ponsel ketimbang memperhatikan anaknya, Emil Rustiage, bocah 7 tahun asal Hamburg, Jerman memimpin aksi turun jalan pada Sabtu, 8 September 2018 pekan lalu.
Sebelumnya, melalui jaringan sosial media Facebook, Emil menggalang dukungan. Sebanyak 70 pengguna Facebook menyatakan hadir dan 403 berminat dengan rencana Emil. Tapi tepat di hari H demonstrasi, mengutip qz.com, 150 orang bergabung dalam aksi bertema “Bermain denganku, jangan dengan ponselmu” itu.
Untuk menggelar aksi itu, Emil dibantu ayahnya, Martin Rustiage, seorang dokter anak berusia 37 tahun, untuk mendapat izin dari kepolisian. Express.de melaporkan, polisi telah menyetujui demonstrasi anak-anak ini. Pada pukul 11 pagi waktu setempat, Emil dan anak-anak lain memulai aksi mereka di sebuah pusat kota.
Media itu juga melaporkan, Emil menggalang aksi karena terinspirasi sebuah demonstrasi Anti-Fasis yang ia ikuti pada Mei lalu. Dalam perjalanan pulang, ia mendapati seluruh penumpang dewasa di kereta bawah tanah sibuk dengan ponsel, termasuk ayahnya. Emil mencoba membuka percakapan dengan mereka tapi tak ada tanggapan memuaskan.
Maka, berbekal pengalaman pertama kalinya dalam demonstrasi melawan Nazi itu, Emil berencana membuat satu perubahan.
Bermainlah dengan anakmu, bukan ponselmu
Sebuah survei yang digelar di Amerika baru-baru ini memperlihatkan remaja usia 13-17 tahun merasa terganggu dengan kebiasaan teman dan orang tua mereka di media sosial. 33 persen dari 1.000 responden survei berharap para orang tua meninggalkan ponsel mereka.
“Mereka merasa tidak diperhatikan,” kata Direktur Pusat Pengembangan Remaja University of California Berkeley Ron Dahl, dikutip dari Qz.com.
Sementara seorang dokter anak di University of Michigan Medical School, Jenny Radesky, telah mempelajari pengaruh teknologi pada hubungan antara orang tua dan anak.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan Pediatric Research yang ditulis Brandon T.McDaniel dari Illinois State University, tercatat banyak orang tua yang melaporkan kasus technoference kian banyak dialami anak mereka.
Technoference adalah gangguan interaksi sosial yang disebabkan perangkat teknologi. Penyebabnya tak pasti. Apakah para orang tua beralih pada perangkat teknologi sebagai bentuk pelarian dari masalah anak-anak, atau mereka yang bergelut dengan teknologi itu memiliki anak-anak yang cenderung berbuat salah.
Namun, hasil sebuah studi selama dua tahun pada 183 orang tua dengan anak di bawah usia 5 tahun menyebutkan, orang tua yang lebih memperhatikan ponselnya akan membuat anak-anak menjadi hiperaktif, mudah frustasi, dan gampang marah. Studi ini juga mendapati para orang tua menjadi kurang responsif pada anak mereka.
