Jumat, 27 May 2022 07:20 UTC
no image available
JATIMNET.COM, Surabaya - Warga Kampung Tempe Sukomanunggal I No. 16, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya, menerima bantuan 15 tungku untuk merebus kedelai dan 5 unit mesin pemecah kedelai dari Pemkot Surabaya.
Penyerahan bantuan tersebut secara simbolis diberikan kepada warga Kampung Tempe Sukomanunggal melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya Fauzie Mustaqiem Yos mengatakan pemberian bantuan alat pengolahan tempe itu bertujuan untuk meringankan beban perajin tempe di tengah meningkatnya harga kedelai.
Selain itu, bantuan yang diberikan ini agar kualitas produk semakin baik dan mensejahterakan warga Kampung Tempe. “Pendampingan terus kami lakukan, salah satunya mendapatkan harga kedelai langsung dari distributornya, jadi ini masih kita carikan aksesnya,” kata Yos.
Baca Juga: Ketua DPR RI Bantu Alat Produksi di Kampung Tempe Sukomanunggal Surabaya
Tak lupa, pihaknya juga terus membantu jangkauan pemasaran produk tempe Sukomanunggal. Apabila ada toko modern atau toko-toko lainnya yang menjual dan membutuhkan tempe, maka itu tugas Dinkopdag Kota Surabaya untuk memastikan bahwa tempe yang dibutuhkan itu berasal dan mengambil dari Kampung Tempe Sukomanunggal.
Bahkan, walaupun nanti jumlah kebutuhannya sangat besar, tidak menutup kemungkinan Dinkopdag juga akan membentuk kampung-kampung tempe lainnya di Surabaya. "Jadi bukan hanya pendampingan, tapi juga memperluas jangkauan penjualan tempenya,” ia menegaskan.
Sementara Ketua Kelompok Pengrajin Tempe Sukomanunggal Markuat mengatakan dengan adanya bantuan alat untuk merebus dan pemecah tempe ini, proses produksi akan semakin cepat dan bisa memproduksi lebih banyak lagi dari biasanya. Selain itu, tingkat kematangan tempe juga bisa merata dan lebih baik lagi.
"Alhamdulillah, di tengah meningkatnya harga kedelai, pemerintah membantu kami alat berbahan stainless. Kenapa? Karena alat berbahan stainless itu, biaya proses produksinya semakin murah dan lebih efisien," kata Markuat.
Baca Juga: Harga Kedelai Impor Meroket, Produsen Pilih Kecilkan Ukuran Tempe
Menurutnya, jika dibandingkan sebelumnya yang menggunakan bejana berbahan besi, prosesnya memakan waktu lebih lama dan biaya produksinya juga mahal. Karena dengan bejana besi tingkat kematangan kedelai ketika direbus tidak bisa merata dan hasilnya menjadi kurang baik.
"Hasilnya lebih bagus lebih cerah, prosesnya kematangannya merata. Selain itu kurang higienis, karena kan kami sebelumnya memakai drum bekas oli dan minyak," ia menerangkan.
Dengan adanya peralatan tersebut, ia mengaku sangat terbantu terutama bagi 12 pengrajin yang ada di Kampung Tempe Sukomanunggal. Yang biasanya proses produksi membutuhkan waktu 2 jam lebih, dengan bantuan peralatan produksi tersebut diprediksi dapat lebih cepat dan kualitasnya semakin baik.
"Rencana ke depan juga akan ada bantuan dari PGN untuk bahan bakar gasnya. Kami harap pemerintah segera bisa membuatkan akses gas tersebut untuk pengrajin tempe," ia mengungkapkan.
