Logo

Kambing Mati di Pacitan Capai 41 Ekor, Dinas Terkait Minta Bantuan Perbakin

Reporter:,Editor:

Jumat, 24 January 2020 08:50 UTC

Kambing Mati di Pacitan Capai 41 Ekor, Dinas Terkait Minta Bantuan Perbakin

MISTERIUS. Puluhan ekor kambing di Pacitan mati misterius, diduga akibat serangan hewan liar, Jum'at, 24 Januari 2020. Foto: Istimewa

JATIMNET.COM, Pacitan – Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan membenarkan jika di Kecamatan kebonagung bagian selatan mulai dari Desa Klesem, Kadipugal, dan Kalipelus, banyak hewan ternak kambing yang mati mendadak diduga akibat serangan hewan liar.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan Bambang Supriyoko mengatakan pihaknya telah mendata jumlah kambing yang mati diduga akibat serangan hewan liar yang mencapai 41 ekor. Pada bagian tubuh kambing-kambing itu ditemukan luka bekas cakaran atau gigitan hewan liar. 

Hingga kini warga maupun petugas terkait belum mengetahui pasti hewan apa yang menyebabkan hewan ternak warga itu mati.

“Masih terus kami selidiki dan dan terus kami intai untuk hewan yang menyerang ternak warga tersebut,” kata Bambang, Jumat, 24 Januari 2020.

BACA JUGA: Hewan Ternak di Pacitan Mati Misterius, Ini Dugaan Penyebabnya

 Bambang menuturkan pihaknya juga telah bekerjasama dengan UPT Laboratorium Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Timur untuk mengetahui jenis hewan yang telah mneyerang kambing milik warga.

Bahkan pihaknya juga meminta bantuan kepada anggota Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Indonesia (Perbakin) untuk melakukan pengintaian namun sampai saat ini belum berhasil.

“Sepertinya penciuman hewan yang menyerang kambing warga lebih tajam, sehingga jika daerah tersebut tercium bau manusia, dia tidak akan datang,” tuturnya.

Menurutnya, sesuai naluri hewan yang telah mneyerang mangsa buruannya akan kembali lagi untuk memangsanya kembali. Namun beberapa kali dilakukan pengintaian tidak muncul dan justru menyerang di tempat lain.

“Saat ini hewan tersebut kemungkian  lari ke dalam hutan dan ada kemungkinan untuk kembali menyerang hewan ternak warga,” terangnya.

BACA JUGA: Kontes Kecantikan Kambing di Blitar Tingkatkan Kualitas Ternak

Bambang mejelaskan jika melihat dari beberapa jejak yang ditinggalkan, ia meyakini jika penyerangan hewan ternak dilakukan secara berkelompok. “Lebih dari dua ekor, jika dilihat dari jejaknya,” katanya.

Dia mengimbau warga untuk mengevakuasi hewan ternak mereka dekat dengan rumah sehingga mudah untuk diawasi. Sebab menurutnya, beberapa kandang terletak di tengah ladang. Selain itu, kandang juga harus diperkuat agar hewan liar tidak bisa masuk ke dalam.

“Bahkan ada saran dari beberapa orang untuk memberi lampu yang dibungkus dengan kertas warna merah sehingga cahayanya merah, agar hewan liar tidak mendekati kandang,” katanya.