Selasa, 15 January 2019 11:23 UTC
Ilustrasi oleh Gilas Audi.
JATIMNET.COM, Surabaya – Pakar politik asal Universitas Airlangga Surabaya Kacung Marijan mengatakan gaya komunikasi pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno persis Presiden Amerika Donald Trump. Pada masa kampanye pemilihan presiden Amerika 2016, Trump mengusung narasi kebangkitan nasionalisme.
“Sayangnya pasangan Prabowo-Sandiaga kebablasan. Narasinya malah menimbulkan ketakutan berlebihan,” katanya pada Jatimnet.com, Senin 14 Januari 2019.
Menurut mantan Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian dan Kebudayaan itu, pasangan Prabowo-Sandiaga juga sering melontarkan pernyataan yang tak masuk di akal. Bahkan cenderung menyerbarkan kebohongan.
BACA JUGA: Khofifah Optimistis Jokowi-Ma'ruf Unggul di Madura
Misalnya, ia memberi contoh, saat Sandiaga menyebut pembangunan jalan tol Cipali bisa dilakukan tanpa utang. Belakangan, mantan wakil gubernur DKI itu, kata Kacung, mengklarifikasi tanpa utang yang dimaksud bermakna tanpa membebani keuangan negara.
“Belum terpilih saja sudah berbohong,” kata Kacung yang kini menjabat Wakil Rektor I Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya itu.
Narasi kampanye semacam itu, kata dia, tak menguntungkan bagi pasangan Prabowo-Sandiaga. Provinsi di ujung timur Jawa ini, dengan penduduk didominasi warga Nahdliyin, memiliki karakter dan pertimbangan tersendiri dalam memilih calon presiden. Di antaranya kedekatan dengan Nahdlatul Ulama serta yang dianggap mampu membawa aspirasi NU. Tapi, faktor utama yang paling menentukan adalah kualitas calon presiden dan wakil presiden.
Ia tak menampik besar kemungkinan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin memenangi perolehan suara di Jawa Timur. Tapi pasangan Prabowo-Sandiaga juga masih berpeluang mendongkrak target perolehan suaranya. Asalkan, “Jangan sampai terjebak pada hoaks,” katanya.