Logo

Kabinet Arabika dan simPadu PMI Jatim Bersaing Masuk 40 Top Inovasi Nasional

Reporter:

Rabu, 18 July 2018 05:20 UTC

Kabinet Arabika dan simPadu PMI Jatim Bersaing Masuk 40 Top Inovasi Nasional

Pakde Karwo mempresentasikan inovasi simPADU-PMI kepada para panelis Sinovik 2018

JATIMNET.COM – Gubernur Jawa Timur, Soekarwo menjadikan Kabinet Arabika (Kolaborasi Pembinaan Ekonomi Terpadu Kopi Arabika) dan simPadu PMI(Sarana Informasi dan Pelayanan Terpadu Pekerja Migran Indonesia) sebagai andalan Jawa Timur untuk mencapai 40 top inovasi nasional.

Pakde Karwo panggilan Soekarwo memaparkan kedua inovasi tersebut dihadapan lima panelis di Kantor Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB), Jakarta, Selasa, 17 Juli 2018. Kedua inovasi ini menjadi andalan karena sudah pernah masuk 99 top inovasi pelayanan publik nasional Kemenpan-RB tahun 2018.

Untuk pemaran kali ini dilakukan sebagai tahapan penilaian menjadi 40 top inovasi nasional. Bertindak sebagai panelis atau tim penguji terdiri dari lima orang, yaitu Prof JB Kristiadi, Prof. Eko Prasojo, Dr. Wawan Sobari, Nurzaman Mochtar, dan Indah Suksmaningsih.

Pakde Karwo panggilan akrabnya menjelaskan, Kabinet Arabika sebagai salah satu cara mengajak petani di Jatim untuk lebih sejahtera. Konsep dasar dari inovasi Kabinet Arabika ini adalah memberikan nilai tambah kepada petani kopi khususnya arabika, yang peminat dan harga pasar lebih bagus 2,5 kali lipat dibandingkan dengan kopi robusta.

Agar nilai tambah petani meningkat, lanjut Pakde Karwo, perlu dilakukan intervensi  pemerintah, mulai kualitas dan kuantitas bibit di petani,  pendampingan pada saat tanam dan panen, pengolahan produksi di tingkat petani, pemasaran, sampai dengan pembiayaan bunga rendah.

Langkah tersebut dilakukan antara lain karena permasalahan-permasalahan seperti lambatnya pengembangan kopi arabika yang disebabkan kualitas bibit tidak unggul, kualitas produksi kurang berdaya saing yakni asalan, hanya menghasilkan produk primer berupa biji, serta terbatasnya akses permodalan dan pemasaran.

Melalui inovasi tersebut menurut Gubernur Jatim asal Madiun ini pendapatan, petani bertambah besar atau menjadi lebih sejahtera. Apabila awalnya pendapatan petani hanya sebesar Rp 70,3 milyar/tahun/ha atas penjualan greenbean asalan-ose kopi yang diambil tanpa melihat tingkat kemasakan. Dengan inovasi ini, pendapatan petani bertambah menjadi Rp. 266,6 milyar/tahun/ha atau naik 378% ketika menjual dalam bentuk greenbean premium. Sementara itu, ketika kopi dijual dalam bentuk greebean roasted  nilainya menjadi Rp. 643,1 milyar atau naik 913%.

Ditambahkan, pengembangan kopi arabika di Jatim selama ini meliputi area lahan seluas 16.691 ha dengan total produksi mencapai 6.829 ton/ tahun. Sementara, prospek dari kopi arabika Jatim sendiri memiliki potensi lahan sebesar 30.520 ha, yang tersebar di kawasan pengembangan ijen raung seluas 13.700 Ha, argopuro 3.200 ha, Bromo Tengger Semeru 10.120 ha, dan Wilis seluas 3.500 ha.

Untuk  inovasi sim-Padu PMI, Pakde Karwo menjelaskan inovasi terutama berupa pendirian layanan satu atap, pembuatan layanan aplikasi informasi kerja, konsultasi dan pengaduan berbasis online, dan konsultansi pemberdayaan pekerja migran Indonesia Jatim. Inovasi ini antara lain  mampu mengubah pengiriman para tenaga kerja Indonesia (TKI) Jatim dari sektor informal menuju sektor formal sehingga lebih memberikan perlindungan terhadap para TKI dan turunnya pekerja migran bermasalah di tempat kerja.

Dengan inovasi  ini, lanjutnya, para pekerja formal terdata dan terakses melalui sistem di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jatim dan Kementerian terkait sehingga terhadap permasalahan-permasalahan yang ada bisa terdeteksi untuk diberikan bantuan penyelesaian. Sedangkan, untuk sektor informal yang sering terjadi permasalahan, pihaknya terus melakukan pembenahan  sektor ini melalui peningkatan kualitas Balai Latihan Kerja.

Editor : Arif Ardliyanto.