Jumat, 22 November 2019 02:30 UTC
SEPI. Job Fair Marketing di Situbondo yang terlihat lengang. Foto: Hozaini
JATIMNET.COM, Situbondo – Job fair marketing menuai protes karena dinilai kurang sosialisasi. Banyak pencari kerja tidak tahu Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemkab Situbondo menggelar bursa kerja. Akibatnya, job fair marketing ditutup karena sepi pelamar, Kamis 21 November 2019.
“Ini mengecewakan dan harus dievaluasi karena hanya buang-buang anggaran. Tadi saya lihat jam 14.00 WIB semua stan sudah tutup karena tidak ada pelamar,” kata mantan anggota DPRD Situbondo Muhammad Nizar.
Menurut Nizar, jika kegiatan job fair marketing itu bertujuan menyerap tenaga kerja baru, maka kegiatan ini harus dievaluasi dan perlu adanya sanksi kepada dinas terkait.
BACA JUGA: Tahun Kunjungan Wisata Situbondo Naikkan Pajak Hotel dan Restoran
Ia menilai kegiatan tersebut gagal total karena sepi peminat sementara angka pengangguran di Situbondo tinggi.
“Jika pemkab mengklaim angka pengangguran terbuka terus menurun, itu hanya permainan angka-angka saja karena faktanya di lapangan masih banyak pengangguran karena sulitnya lapangan pekerjaan,” ujarnya.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Situbondo menggelar bursa kerja di GOR Baluran Situbondo selama dua hari, sejak Rabu hingga kamis, 21 November 2019. Hari kedua job fair yang diikuti 46 perusahaan ditutup lebih awal karena sepi pelamar.
BACA JUGA: Rumah di Situbondo Terbakar, Tiga Mobil dan Empat Motor Ikut Hangus
Dari 46 perusahaan yang mengikuti job fair terdiri dari 33 perusahaan lokal dan 13 perusahaan berasal dari luar daerah. Sebanyak 46 perusahaan itu menyediakan 1.500 lowongan pekerjaan, namun hingga bursa kerja di tutup hanya ada 469 peserta yang datang ke job fair.
“Hasil rekam kami bahwa dari 469 pelamar itu paling banyak lulusan diploma yaitu 235 pelamar. Sedangkan lulusan SLTA 161 pelamar dan sarjana 73 pelamar,“ kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Budi Priyono.
Menurut Budi, jumlah pelamar yang masuk secara keseluruhan memang berjumlah 469, namun satu pelamar bisa memasukan tiga sampai lima berkas formasi lamaran ke perusahaan yang berbeda-beda.
BACA JUGA: Bawaslu Situbondo Ajak Masyarakat Awasi Pemilihan Bupati 2020
“Satu orang bisa memasukan banyak lemaran ke perusahaan berbeda. Mungkin antisipasi tidak diterima di satu perusahaan dan ada cadangan di perusahaan lain. Nanti semua pelamar akan dipanggil mengikuti fit and proper test di perusahan masing-masing,” kata Budi.
Dia mengaku tidak tahu penyebab job fair kali ini sepi peminat. Bisa jadi karena lowongan pekerjaan yang ditawarkan kurang menarik. Lowongan yang di tawarkan sebenarnya bermacam-macam, mulai perawat, sales perusahaan otomotif, ada karyawan perusahaan ekspor hingga ojek online.
“Ada yang datang cuma lihat-lihat. Nanti kami evaluasi termasuk jumlah serapan tenaga kerja yang diterima di perusahaan,” terang Budi Priyono.
