Kamis, 27 June 2019 01:19 UTC
Pelatih Madura United, Dejan Antonic. Foto: PSSI.org
JATIMNET.COM, Surabaya - Madura United fokus untuk meraih kemenangan saat menjamu Persebaya Surabaya di pertemuan kedua babak delapan besar Piala Indonesia yang akan berlangsung di Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan, Kabupaten Pamekasan, Kamis 27 Juni 2019.
Seperti dikutip dari laman PSSI.org, Rabu 26 Juni 2019, di atas kertas, Madura United lebih diuntungkan daripada lawannya untuk lolos ke semi final karena pada pertandingan pertama lalu berhasil menahan imbang Persebaya dengan skor 1-1 di Stadion Gelora Bung Tomo.
Artinya, Madura United hanya butuh gawangnya tidak kebobolan selama 90 menit pertandingan. Kalaupun harus kebobolan, praktis Madura United harus bisa keluar sebagai pemenang pada pertandingan tersebut untuk bisa lolos ke babak semifinal Piala Indonesia.
BACA JUGA: Persebaya Tanpa Hansamu dan Misbakh Jelang Lawan Madura United
Pelatih Madura United Dejan Antonic mengatakan bukan hal mudah untuk memenangi pertandingan melawan Persebaya meski main di kandang. Dejan meminta pemainnya untuk fokus pada pertandingan.
“Hasil kemarin kita abaikan bahwa kita sudah memiliki keunggulan menahan imbang mereka. Karena kemenangan adalah terpenting untuk meloloskan Madura United ke Semifinal. Jangan sampai kesempatan besar ini runtuh,” tegas Dejan.
Dejan juga mengatakan tensi pertandingan dan ekspektasi yang tinggi rentan menjadi beban moral bagi para pemain. Karena itu, dia mengatakan jangan sampai dua hal itu membuat pemainnya tertekan.
BACA JUGA: Tiga Pemain Persebaya Cedera Jelang Derby Suramadu
“Semua pemain harus merasakan enjoy dan menikmati pertandingan. Dukungan moral agar kami betul-betul menjadi tuan rumah sangat penting bagi kami pada pertandingan besok. Jadikan para pemain memiliki kebanggaan dengan kehadiran suporter berloreng merah putih di stadion,” jelasnya.
Kendati hanya butuh gawang timnya tidak kemasukan bola, Dejan mengakui, bukan berarti para pemainnya bakal tampil dengan stategi bertahan. Sebab, dia berpandangan menyerang merupakan pertahanan terbaik.
“Saya sudah bilang ke coach Kurnia Sandy (pelatih penjaga gawang) untuk kerja keras lagi di latihan. Satu lagi, kami menguatkan pertahanan bukan untuk bertahan, saya selalu bicara dengan anak-anak untuk menyerang, sebab bola di pertahanan itu berbahaya,” tutup Dejan.