Logo

Jadikan Hutan Mangrove Wonorejo sebagai Rekreasi Edukatif

Reporter:

Minggu, 19 August 2018 09:10 UTC

Jadikan Hutan Mangrove Wonorejo sebagai Rekreasi Edukatif

Sejumlah anggota WWI melakukan penanaman mangrove di Wonorejo untuk dijadikan sebagai kawasan rekreasi edukatif. FOTO: Afiyah Romadhoni.

JATIMNET.COM, Surabaya – Cara Wild Water Indonesia (WWI) memperkenalkan pentingnya mangrove (bakau) cukup unik. Organisasi yang baru berdiri dua tahun ini ingin menjadikan kawasan Hutan Mangrove Wonorejo sebagai rekreasi edukatif.

Disebutkan pendiri WWI, Michael Risdianto bahwa penanaman mangrove di Wonorejo ini diharapkan bisa menambah pengetahuan bagi masyarakat Surabaya. Masalahnya manfaat yang didapat dari hutan mangrove ini sangat besar bagi ekosistem di pantai.

“Ada banyak manfaat dari keberadaan hutan mangrove ini. Selain menjaga ekosistem laut, kami berharap keberadaan hutan mangrove ini bisa memberi pengetahuan kepada publik Surabaya, khususnya para pelajar,” jelas Michael Risdianto di sela penanaman mangrove di Wonorejo, Surabaya, Minggu 19 Agustus 2018.

WWI berharap hutan mangrove di Wonorejo bisa untuk menambah pengetahuan sekaligus sebagai rujukan untuk mendulang ilmu. Masalahnya manfaat hutan mangrove tidak hanya menjaga biota laut, tetapi memberi nilai edukatif dan manfaat bagi warga sekitar.

Dia mencontohkan kayu mangrove bisa digunakan untuk kosntruksi rumah. Begitu juga dengan tanaman mangrove telah dikembangkan untuk minuman.

“Memang, untuk menjadikan rekreasi edukatif di Wonorejo tidak bisa dalam waktu singkat. Butuh waktu yang panjang, karena tanaman bakau sendiri butuh waktu sekitar 20 tahun untuk tumbuh,” lanjut Michael Risdianto.

Sementara itu, WWI menanam sekitar 400 mangrove di Wonorejo. Tanaman berjenis rhizophora mucronata ini sanggup tumbuh hingga mencapai 27 meter dengan diameter 70 cm. Jenis akarnya tunjang dan terdapat akar udara yang tumbuh dari percabangan bagian bawah.

Penanaman ini dilakukan di tiga lokasi yang berbeda, yaitu di muara, land base basah dan land base kering. Penanaman ini dibagi dalam tiga kelompok dari sekitar 50 orang yang terlibat, yakni WWI, Ladies Angler Community dan Surabaya Fishing Club.

Sementara itu, Ketua Regional Surabaya Irzam Achmad mengaku ada perubahan lokasi penanaman mangrove. Semula pihaknya melakukan penanaman di kawasan Gununganyar, namun berubah ke Wonorejo.

“Ada beberapa hal, salah satunya pasang surut pantai. Jika air pasang akan menyulitkan penanaman mangrove,” ungkapnya kepada Jatimnet.com.

Meski demikian, pihaknya berharap penanaman mangrove ini tidak mengurangi semangat WWI. Yakni memberi edukasi kepada warga Surabaya akan pentingnya keberadaan mangrove. “Minimal jangan buang sampah sembarangan, dan jangan menebang pohon bakau sembarangan,” tandasnya.