Minggu, 27 January 2019 02:45 UTC

Wakil Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin (dua dari kiri) mengaku belum memiliki figur wakil bupati pasca transisi pemerintahan. Foto: Baehaqi Almutoif.
JATIMNET.COM, Surabaya – Wakil Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengakui menerima bisikan dari partai pengusung terkait sosok ‘calon pendampingnya’.
Padahal sejauh ini belum ada oborolan secara resmi terkait figur Wakil Bupati Trenggalek pasca dirinya naik menjadi bupati untuk menggantikan Emil Elestianto Dardak yang dilantik menjadi Wakil Gubernur Jatim
“Enggak, belum sampai ada obrolan ke situ (soal wakil bupati), kalau ada yang secara personal menyarankan, menyebut, terus jangan ini, jangan itu. Pilih ini, pilih itu ya wajar,” ujar Nur Arifin saat ditemui usai Pasamuan HOS Tjokroaminoto, Indonesia Super Power 2045 di Surabaya, Sabtu 26 Januari 2019 malam.
Ipin, begitu ia akrab disapa, menilai saran tersebut wajar mengingat setelah ini ada pergantian pucuk pimpinan di kabupaten dengan penduduk 796 ribu lebih. Emil dalam satu bulan ke depan akan dilantik menjadi wakil gubernur. Hal itu membuat posisinya sebagai wakil bupati naik menjadi Bupati Trenggalek.
BACA JUGA: PDIP Trenggalek: Ada Tekanan Politik Kepada Ipin
Kekosongan di posisi wakil bupati inilah yang memunculkan bisikan mengenai sosok wakil bupati. Sejauh ini bisikan itu mulai bermunculan untuk menggantikan posisinya sebagai wakil. Namun, Ipin enggan masalah ini disebut sebagai desakan. Menurutnya bisikan tersebut lebih pada dinamika politik.
“Karena tahu setelah ini ada transformasi. Jadi orang mendekati saya, ngobrol warung kopi atau serius. Atau dalam tanda kutip meminta, itu saya anggap wajar,” bebernya.
Sekadar diketahui Emil-Nur Arifin di Pilkada Trenggalek diusung oleh tujuh partai politik. Diantaranya Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat, PDI Perjuangan, PPP, PAN, dan Partai Hanura.
“Ya politik itu kan harus ada panas-panasnya. Kalau adem-adem saja gak politik namanya. Itu kulkas,” ungkapnya sembari berkelakar.
