JATIMNET.COM, Jakarta – Pemerintah secara resmi telah menunjuk Nicke Widyawati sebagai Direktur Utama Pertamina. Ada tiga tugas yang tengah diemban wanita kelahiran 25 Desember 1967 ini, yang sebelumnya menjabat pelaksana tugas direktur utama.

Dikutip dari Antara, tiga tugas yang harus diselesaikan Nicke adalah mengurangi impor, memulai pembangunan kilang, dan ketiga adalah implementasi Biosolar B20. Poin kedua, pembangunan kilang akan ada pembangunan yang tengah dirancang Pertamina tahun ini.

“Ada tiga pekerjaan yang diamanatkan pemerintah, pertama harus mengurangi impor, kedua memulai pembangunan kilang, dan ketiga implementasi Biosolar B20,” kata Nicke dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Rabu 29 Agustus 2018.

Ketiga hal tersebut menjadi rencana jangka pendek yang harus dilakukan Pertamina hingga akhir tahun ini. Pertamina terutama diminta untuk mengurangi impor yang pada tahun ini kian meningkat.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) selama Januari-Juni 2018, khusus untuk impor migas sepanjang semester I/ 2018 tercatat mencapai 14,04 miliar dolar Amerika Serikat atau melonjak 20,82 persen dari posisi tahun lalu yang tercapai 11,62 miliar dolar AS.

Selain itu, di bawah kepemimpinannya, Nicke juga akan merealisasikan pembangunan kilang. Saat ini Pertamina tengah mengerjakan enam proyek pembangunan kilang.

Keenam proyek tersebut terdiri dari pembangunan empat proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) atau proyek pengembangan di kilang Cilacap, Balikpapan, Balongan, dan Dumai. Dua proyek lainnya adalah Grass Root Refinery (GRR) atau pembangunan kilang baru di Tuban dan Bontang.

Adapun program kreja ketiga yang akan direalisasikan dalam waktu dekat adalah melaksanakan mandatori biodiesel B20. Pertamina akan melakukan penjualan Biodiesel dengan kandungan bahan bakar nabati 20 persen di SPBU-SPBU Pertamina.

Sementara Menteri BUMN Rini Soemarno menetapkan Plt Dirut PT Pertamina Nikce Widyawati sebagai dirut baru definitif melalui surat pengangkatan.

Surat pengangkatan Nicke disampaikan Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Fajar Harry Sampurno, di Kantor Kementerian BUMN.