Kamis, 06 August 2020 10:20 UTC
Ilustrasi. Foto: Allure
JATIMNET.COM, Surabaya - Masker menjadi bagian penting dalam mengurangi penyebaran Covid-19. Namun bagi sebagian orang hal ini bisa menyebabkan masalah kulit seperti kekeringan dan iritasi.
"Ketika kami mulai melihat kasus yang masuk ke klinik kami, banyak petugas layanan kesehatan dan hal itu terkait dengan pekerjaan," ujar ahli dermatologi di Dermatology on Bloor di Toronto, dr Sonya Abdulla seperti dilansir di laman CBC, Selasa 4 Agustus 2020.
Dia mengatakan iritasi terjadi ketika folikel rambut meradang karena gesekan, tekanan, dan penyumbatan. Sonya melihat jerawat mekanika sebagai respons terhadap kosmetik atau riasan wajah berat.
"Kami juga melihatnya dalam konteks tekanan berulang, misalnya seperti ponsel di sisi wajah atau jika Anda belajar atau bekerja di meja dan memiliki kecenderungan untuk menyandarkan wajah Anda di tangan," tambahnya.
Selain tekanan dan gesekan, jerawat mekanika juga dipicu ketika kulit ada di lingkungan yang hangat dan lembap. Cuaca dan kelembapan yang lebih hangat menyebabkan peningkatan keringat dan produksi minyak yang menyumbat pori-pori.
"Ini membuat jerawat tersebut lebih mungkin untuk berkembang," ujar dr Monica Li, ahli dermatologi dan instruktur klinis di Departemen Dermatologi dan Ilmu Kulit di University of British Columbia.
Kondisi kulit inflamasi yang mudah disalahartikan sebagai jerawat, seperti rosacea dan dermatitis perioral (yang menyebabkan ruam merah di sekitar mulut) dapat dipicu oleh meningkatnya penggunaan masker.
Mereka yang memiliki kecenderungan genetik untuk kondisi kulit inflamasi lainnya seperti eksim, dermatitis seboroik, atau psoriasis juga dapat dipengaruhi oleh peningkatan tingkat gesekan dari pemakaian masker.
Li mengatakan beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap komponen masker (misal pewarna kain) atau lecet dan sobekan pada kulit akibat penggunaan jangka panjang.