Senin, 19 August 2019 08:47 UTC
Foto: Ilustrasi Kementan
JATIMNET.COM, Surabaya – Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan Indonesia menjadi pengekspor gambir terbesar di dunia dengan nilai 55 juta dolar Amerika Serikat hingga tahun 2018.
Diterangkan Diretur Jenderal Perkebunan Kementan, Kasdi Subagyono menyatakan ekspor gambir Indonesia ke Jepang, India, Pakistan, Filipina, Bangladesh, Malaysia dan beberapa negara Eropa.
Diterangkan Kasdi Subagyono, India menjadi pasar terbesar gambir Indonesia untuk kebutuhan produksi farmasi astringent lotion dan zat penyamakan kulit. Selain itu, 80 persen produksi dan pasar ekspor gambir dunia berasal dari Indonesia.
“Ekspor Gambir Indonesia mencapai 18 ribu ton dengan nilai mencapai 55 dolar AS juta pada tahun 2018. Lebih dari 94 persen gambir Indonesia diekspor ke India yang digunakan untuk industri farmasi,” kata Kasdi Subagyono, dikutip Suara.com, Senin 19 Agustus 2019.
BACA JUGA: Ekspor Alas Kaki dan Tembakau Naik Tajam
Dari sisi hilir, berbagai olahan dan diversifikasi gambir mampu meningkatkan nilai tambah yang dapat mendongkrak pendapatan petani.
Sebetulnya gambir identik sebagai sebagai bahan pelengkap kunyahan campuran sirih dan kapur hasil pembakaran cangkang kerang. Tetapi gambir bisa dijadikan bahan baku untuk industri farmasi, tekstil, pangan, kosmetik, dan industri lainnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan prospek pengembangan gambir sebagai komoditas ekspor sangat terbuka. Permintaan gambir di India semakin meningkat dari tahun ke tahun.
“Dalam lima tahun terakhir, volume permintaan gambir Indonesia berada di kisaran 13-14 ribu ton per tahunnya,” ungkap Kasdi Subagyono.
BACA JUGA: Ekspor Sabut Kelapa Indonesia Senilai Rp 138 Miliar Tahun Lalu
Secara umum, prospek pengembangan tanaman gambir dalam skala luas masih sangat terbuka luas. Masalahnya India mulai mencari bahan pengganti ekstrak kayu khair (Acacia cathecu) yang selama ini digunakan untuk bahan baku industri.
“India membatasi penebangan pohon khair sebagai upaya konservasi hutan. Gambir berpeluang menggantikan pohon khair, karena memiliki kemiripan, tetapi memiliki kandungan fisikokimia (catechins) yang lebih besar,” Kasdi menerangkan.