Logo

Hari Guru di Banyuwangi, Anas: Dari Individualisme Hijrah Kolaborasi

Reporter:

Selasa, 13 November 2018 09:00 UTC

Hari Guru di Banyuwangi, Anas: Dari Individualisme Hijrah Kolaborasi

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas dalam peringatan Hari Guru ke-73 dan HUT PGRI di Taman Blambangan, Selasa, 13 November 2018. Foto: Istimewa

JATIMNET.COM, Banyuwangi - Menyiapkan sumberdaya manusia dalam menghadapi revolusi industri 4.0 merupakan tantangan bagi pengelolaan pendidikan di masa depan. Hal ini diungkapkan Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas saat memimpin upacara Peringatan Hari Guru Nasional ke-73 dan HUT PGRI di Taman Blambangan, Selasa, 13 November 2018.

Di hadapan ribuan guru, Anas menyampaikan arahan Presiden Jokowi terkait bagaimana seorang guru harus menyiapkan anak didiknya. Anas  meminta para guru lebih inovatif dan kreatif. Guru tidak hanya mengajar dan mendidik, tapi guru harus memiliki keterampilan yang lebih agar menghasilkan siswa yang kreatif.

“Saat ini tantangannya sudah berubah, nilai akademis bagus tapi tidak kreatif maka susah bisa berhasil. Kreativitas perlu ditumbuhkembangkan,” kata Anas. Dia mengatakan di era sekarang ini, pendidikan karakter dan akademis saja tidak cukup.

Tapi juga perlu penguasaan skills yang relevan dengan tren revolusi industri 4.0, seperti kolaboratif, komunikatif, dan inovatif. "Misalnya soal kolaborasi. Seperti dikatakan Pak Jokowi, mari berhijrah dari individualisme ke kolaborasi," katanya melalui rilis yang diterima JATIMNET, Selasa ini.

DNA Revolusi Industri 4.0 itu kolaborasi, kata Anas, maju bareng-bareng. "Itu skills yang harus dikuasai pelajar, bagaimana mereka mampu berkolaborasi dengan banyak pihak untuk berkembang,” ujar Anas.

Anas menyampaikan sebuah data ihwal tren pengangguran lulusan SMK terus bertambah. Maka itu model pengajaran dan pendekatannya harus berubah. “Guru SMK bisa memanfaatkan lingkungan yang ada di sekitarnya untuk mengajari siswanya kreatif," katanya.

Dia mencontohkan, pada saat praktek kerja lapangan, siswanya bisa diarahkan dalam kegiatan industri yang ada di sekitar sekolah sesuai bidangnya. "Guru yang kreatif akan melahirkan siswa yang kreatif,” ujarnya.

Anas juga mengingatkan tantangan memasuki era revolusi digital. Kajian Organisasi Buruh Dunia maupun lembaga manajemen global McKinsey, digitalisasi bakal menggerus peluang kerja secara formal.

“Otot-otot terancam diganti kemampuan robotik. Pada 2030, diperkirakan ada 800 juta pekerja diganti robot," katanya. Beberapa tahun ke depan secara global juga akan ada alih profesi sampai 375 juta pekerja.

Misalnya, sekarang penjaga toko berkurang karena semua belanja online. Ini perlu diperhatikan betul. "Anak-anak muda harus kreatif untuk menjawab tantangan itu,” kata Anas.

Tak hanya meminta kreatif, dalam kesempatan ini, Anas juga mengapresiasi kerja keras para pendidik ini dengan meningkatkan insentif guru non PNS dari Rp 300 ribu menjadi Rp 1 juta dengan jumlah total Rp 50,5 miliar.

“Kami sengaja berikan insentif kepada guru non-PNS Rp 1 juta. Harapan kami, ini bisa memotivasi untuk bekerja lebih baik, meskipun honor ini tidak sebanding dengan pengorbanan yang para guru jalankan. Setidaknya, insentif menjadi bentuk penghargaan kepada guru,” ujarnya.  

Dalam kesempatan ini, Bupati Anas juga turun menyalami para guru untuk memberikan ucapan selamat hari guru. Upacara peringatan Hari Guru ini juga dimeriahkan dengan penampilan drumband etnik dari siswa SMPN 3 Banyuwangi. Mereka beratraksi dengan membawakan lagu Mars Guru dan Umbul-umbul Blambangan.