Minggu, 13 May 2018 06:05 UTC
Aloysius Bayu Rendra Wardhana, salah korban bom bunuh diri meledak di Gereja Santa Maria Tak Bercela (STMB), Jalan Ngagel Jaya, Surabaya.
Reporter : Jemmi Purwodianto
Surabaya – Susasana duka menyelimuti keluarga Siswanto, warga Gubeng Kertajaya Gang I Surabaya, Minggu (13/5). Dia hanya bisa menangis sembari menunggu kedatangan jenazah putranya yang masih berada di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur.
Aloysius Bayu Rendra Wardhana, salah korban bom bunuh diri meledak di Gereja Santa Maria Tak Bercela (STMB), Jalan Ngagel Jaya, Surabaya.
“Saya mohon maaf karena masih nunggu jenazah anak saya, setelah itu saya akan ngomong ke teman-teman,” ujar Siswanto, ayah Bayu Rendra, Minggu, (13/5).
Rumah duka, sendiri terus didatangi sanak, kerabat, anak dan keluarga terdekat silih berganti menyampaikan bela sungkawa. Karangan bunga dari perusahan taksi online juga berjejer di sepanjang gang.
Korban yang akrab di panggil Bayu ini selain menjadi seorang wedding photography. Dia berprofesi sebagai driber online. Di Gereja SMTB, Bayu merupakan koordinator relawan keamanan.
Saat teror terjadi posisinya berada di gerbang gereja, bersama petugas kepolisian. Entah apa yang akan terjadi bila Bayu tidak berada di sekitaran gerbang. Kemungkinan besar, korban akan jauh lebih banyak berjatuhan.
Jasa Bayu begitu besar untuk menghambat laju seorang pelaku teror yang akan masuk ke gereja. Dari berdasarkan rekaman CCTV, terlihat motor pelaku hanya sampai di pintu masuk gerbang karena bayu menghadangnya.
Kemungkinan besar Bayu hendak mengarahkan agar motor tersebut untuk parkir di luar. Namun begitu motor dihentikan, bom tersebut meledak. Nyawa ayah dua anak ini tak terselamatkan.
Korban yang mempunyai istri bernama Monic berprofesi sebagai guru PAUD. Bayu juga meninggalkan dua putra yang masih duduk di bangku kelas I SD dan berusia 1 tahun. Saat ini, pihak keluarga masih menanti kedatangan jenazah Bayu dari RS Bhayangkara. (JPD).
Editor : Adi Susanto