Logo

Gubernur Khofifah Sayangkan Penanganan yang Terlambat di Klaster Sampoerna

Reporter:,Editor:

Sabtu, 02 May 2020 00:00 UTC

Gubernur Khofifah Sayangkan Penanganan yang Terlambat di Klaster Sampoerna

GUBERNUR JATIM: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Foto: Dok.

JATIMNET.COM, Surabaya - Seratusan pekerja di pabrik PT HM Sampoerna TBK reaktif SARS CoV-2 atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), sebagian pabrik pun terpaksa harus ditutup.

Hal ini menjadi catatan, perusahaan di bidang rokok tersebut sebagai klaster baru Covid-19 di Kota Surabaya terdapat fakta baru, yakni diduga ada keterlambatan dalam respon penanganan pasien Covid-19.

"Ini agak terlambat responnya. Tanggal 14 April (perusahan/Sampoerna) sudah melaporkan ke Dinkes Surabaya. Mungkin tidak detail laporannya, jadi tidak langsung ditindaklanjuti," ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Jumat 1 Mei 2020 malam. 

BACA JUGA: Pabrik Rokok Sampoerna Ditutup, 100 Karyawan Reaktif Covid-19

Tim Gugus Tugas Covid-19 Jatim, kata Khofifah, baru menerima laporan dua pasien positif Covid-19 yang ditengarai menjadi awal penularan di Pabrik itu pada 24 April. Ada jeda sepuluh hari, dari temuan manajemen perusahaan. 

Seharusnya penanganan kasus Covid-19 di Pabrik Sampoerna Rungkut 2 Surabaya bisa dilakukan lebih awal, sehingga tidak menyebar. Karena laporan yang terlambat ini, tim tracing gugus tugas provinsi baru bergerak 26 April 2020. 

Sementara Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim dr Joni Wahyuadi mengatakan, dua pasien awal dari klaster ini telah keluar sejak 14 April 2020. Belum sempat dilakukan tracing lebih detail, keduanya meninggal pada 18 April keduanya meninggal.

BACA JUGA: Karyawan Positif Covid, Produk Rokok Sampoerna Dikarantina Lima Hari

Begitu mendengar temuan tersebut, tim gugus tugas langsung melakukan rapid test terhadap 323 orang karyawan. Hasilnya, 100 di antaranya reaktif dan seluruhnya sudah diisolasi di hotel yang disediakan perusahaan.

RSUD Dr Soetomo, katanya, sudah melakukan swab terhadap 46 orang dari 100 karyawan yang sudah diisolasi. "Kami tes PCR dari gelombang satu itu dari 46 orang itu 34 orang yang dinyatakan positif Covid-19," terang Joni.