Kamis, 22 November 2018 23:10 UTC
Ilustrasi kapal perang buatan PT PAL Indonesia. FOTO: DOK.
JATIMNET.COM, Surabaya – Kementerian Pertahanan RI menyampaikan rekapitulasi ekspor produk industri pertahanan ke sejumlah negara mencapai 284,1 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,1 triliun (1 dolar AS = Rp 14.579) selama tahun 2015 hingga 2018.
“Untuk penjualan dalam negeri di kurun waktu yang sama mencapai Rp 4,5 triliun," ujar Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksda Agus Setyadi di sela diskusi Forum Merdeka Barat 9 di Kantor Gubernur Jawa Timur, Jalan Pahlawan Surabaya, Kamis 22 November 2018.
Rincian ekspor itu terdiri dari penjualan PT Dirgantara Indonesia dengan produk CN-235 sebanyak dua unit ke Senegal, tiga unit NC-212 ke Vietnam, dua unit NC-212 ke Thailand dengan total 161 juta dolar AS. Selanjutnya PT PAL Indonesia sebesar 86,9 juta dolar AS ke Filipina dengan produk berupa dua unit kapal Strategic Sealift Vessel (SSV).
Selain itu, ekspor PT Pindad dengan produk panser Anoa, kendaraan tempur, senjata dan amunisi untuk memenuhi kebutuhan sejumlah negara di Asia Tenggara, Afrika, Uni Arab Emirates, Korea Selatan, Nigeria serta Timor Leste.
“Ekspor yang dilakukan PT Pindad angkanya mencapai 32,6 juta dolar AS," lanjutnya.
Tak itu saja, PT Lundin juga melakukan ekspor ke Rusia dan Swedia dengan produk berupa kapal Sea Rider senilai 3,6 juta dolar AS.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, industri pertahanan menjual ke TNI AU senilai Rp 1,83 triliun, TNI AL Rp 1,29 triliun, TNI AD Rp 1,19 triliun, serta Markas Besar TNI yang mencapai Rp 180,4 miliar.
Menurutnya, penjualan produk industri pertahanan Indonesia merupakan satu hal membanggakan karena sudah layak dianggap sebagai pesaing sejumlah negara lain di dunia.
“Melihat penjualan tersebut, saat ini industri pertahanan Indonesia sudah menjadi pesaing bagi industri pertahanan negara lain,” katanya. (ant)